Beli Sedikit, Pilih yang Baik. Revolusi Slow Fashion di Tengah Arus Tren Fast Fashion

Dilema Etis Fast Fashion dan Solusi Slow Fashion
Sumber :
  • https://recoverbrands.com/a/blog/fast-fashion-vs-slow-fashion

Lifestyle, VIVA Bali – Dalam industri mode, terdapat dua pendekatan yang sangat kontras yaitu slow fashion dan fast fashion. Slow fashion merupakan bagian dari gerakan fashion berkelanjutan yang menempatkan kualitas, etika, serta kepedulian terhadap lingkungan sebagai nilai utama dalam proses produksi maupun konsumsi pakaian. Sebaliknya, fast fashion adalah model bisnis yang berfokus pada produksi massal dalam waktu singkat dengan biaya murah, guna mengikuti tren mode yang terus berubah.

5 Cara Sederhana Meningkatkan Mood

Perbedaan antara kedua konsep ini tidak hanya terlihat dari cara produksinya, tetapi juga dari dampaknya terhadap pelaku industri, konsumen, dan lingkungan. Slow fashion cenderung menawarkan manfaat jangka panjang, baik dalam bentuk pakaian yang lebih awet, kesejahteraan pekerja yang lebih terjamin, hingga dampak lingkungan yang lebih minim. Sementara itu, fast fashion kerap menimbulkan permasalahan serius, mulai dari kualitas produk yang rendah hingga praktik eksploitasi tenaga kerja dan kerusakan lingkungan akibat limbah industri.

Fast fashion sendiri mengacu pada sistem produksi yang sangat cepat untuk merespons tren yang sedang berkembang. Koleksi pakaian dirancang dan dipasarkan dalam waktu singkat, mengikuti gaya yang tengah populer di kalangan selebriti atau desainer papan atas. Agar tetap relevan dan menarik di pasaran, produk fast fashion diproduksi dalam jumlah besar, sering kali menggunakan bahan murah dan berkualitas rendah. Tujuannya adalah agar pakaian tersebut cepat dijual sebelum tren berubah.

Sendirian Tapi Nggak Kesepian, Panduan Lengkap Solo Traveling Buat Kamu

Namun, popularitas fast fashion memicu banyak kritik. Banyak pihak menyoroti dampaknya yang merugikan, baik terhadap lingkungan maupun tenaga kerja. Penggunaan bahan sintetis seperti poliester, misalnya, berkontribusi besar terhadap emisi karbon karena berasal dari minyak mentah dan menghasilkan limbah berbahaya selama proses produksinya. Selain itu, siklus produksi yang singkat sering memaksa para pekerja untuk bekerja dalam kondisi yang tidak manusiawi, dengan beban kerja yang berlebihan demi mengejar target produksi.

Di sisi lain, slow fashion hadir sebagai respons terhadap berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh sistem fast fashion. Pendekatan ini mengutamakan kualitas dan keberlanjutan dalam setiap aspek produksi. Pakaian slow fashion biasanya dibuat secara handmade dengan perhatian besar terhadap detail dan ketahanan produk. Proses produksinya memakan waktu lebih lama, namun sebanding dengan kualitas dan nilai etis yang ditawarkan.

Cara Menjaga Hubungan Jarak Jauh Tetap Sehat dan Bermakna

Bahan-bahan yang digunakan dalam slow fashion umumnya berasal dari serat alami, organik, atau hasil daur ulang, dengan sedikit penggunaan bahan kimia atau pewarna sintetis. Hal ini menjadikan produk slow fashion lebih ramah lingkungan dan minim dampak negatif terhadap alam. Tak hanya itu, slow fashion juga mengedepankan kerja sama dengan produsen lokal yang menjamin upah layak serta kondisi kerja yang manusiawi bagi para pekerjanya.

Gerakan slow fashion kini mulai menarik perhatian masyarakat global. Di tengah meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim dan krisis lingkungan, banyak pelaku industri mode yang mulai beralih ke pendekatan yang lebih berkelanjutan ini. Konsep slow fashion menempatkan kualitas di atas kuantitas, sekaligus mengajak konsumen untuk lebih bijak dan sadar dalam memilih pakaian, tidak hanya demi gaya, tetapi juga demi masa depan bumi.

Halaman Selanjutnya
img_title