Tabot Bengkulu Ritual Sakral Penuh Makna yang Jadi Simbol Kearifan Lokal

Tradisi Tabot Bengkulu.
Sumber :
  • https://budaya-indonesia.org/tabot-bengkulu

Budaya, VIVA Bali – Siapa sangka, di balik dentuman gendang dol dan arak-arakan megah setiap Muharram, terdapat pesan mendalam tentang kesetiaan, kesedihan, dan spiritualitas umat manusia. Inilah Upacara Tabot Bengkulu, sebuah tradisi religius yang bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga cermin komunikasi budaya yang diwariskan lintas generasi.

Barapen Papua, Tradisi Bakar Batu yang Jadi Simbol Persatuan

Asal Usul Tabot Bengkulu

Dikutip dari Jurnal Professional FIS UNIVED karya Linda Astuti, tradisi Tabot di Bengkulu telah berlangsung sejak abad ke-19 sebagai bentuk peringatan atas gugurnya Husein bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW, dalam peristiwa Karbala. Namun, seiring waktu, ritual ini berkembang menjadi festival budaya dan pariwisata yang menjadi ikon Provinsi Bengkulu.

Dari Noken hingga Lukisan Ludah Pinang Tanah Papua

Festival Tabot diadakan setiap tanggal 1–10 Muharram dan kini menjadi ajang hiburan rakyat yang menampilkan pameran seni, musik dol, lomba tradisional, hingga prosesi ritual penuh simbol.

Simbol dan Komunikasi Ritual

Dalam perspektif komunikasi budaya, setiap simbol dalam Tabot berfungsi sebagai pesan nonverbal yang menghubungkan manusia dengan nilai spiritual dan sosial. Dikutip dari Jurnal Professional FIS UNIVED, Linda Astuti menjelaskan bahwa “ritual Tabot adalah bentuk komunikasi simbolik di mana masyarakat Bengkulu memaknai setiap gerakan, warna, dan benda sebagai lambang kehidupan serta ekspresi iman kolektif.”

Khombow, Kanvas Jiwa Orang Sentani

Simbol-simbol tersebut tidak hanya merepresentasikan kesedihan atas tragedi Karbala, tetapi juga menyampaikan pesan solidaritas, penghormatan, dan spiritualitas yang kuat dalam kehidupan masyarakat.

Warisan Budaya dan Identitas Bengkulu

Kini, Tabot tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga bagian dari identitas budaya Bengkulu. Festival ini telah menjadi aset daerah yang menarik wisatawan dari berbagai daerah bahkan mancanegara. Pemerintah daerah pun terus mendorong pelestarian Tabot agar tetap relevan di era modern tanpa kehilangan nilai-nilai pentingnya.

Tabot Bengkulu adalah bukti bahwa ritual bukan sekadar seremonial, tetapi bahasa budaya yang hidup. Di balik tabuhan dol dan arak-arakan megah, tersimpan pesan universal tentang pengorbanan, kesetiaan, dan persaudaraan. Melestarikan Tabot berarti menjaga warisan luhur yang memperkaya identitas bangsa Indonesia.