Warisan Bali dan Lembar-lembar Lontar dalam Gedong Kertya

Rindang pengetahuan di perpustakaan
Sumber :
  • https://pedalsepeda.bulelengkab.go.id/public/upload/konten/sejarah-2025-06-26_09:51:14.jpeg

Di sisi lain, perkembangan teknologi justru membawa harapan. Digitalisasi naskah lontar menjadi pintu masuk baru agar manuskrip tidak hanya tersimpan di ruang penyimpanan berdebu, tetapi juga bisa diakses mahasiswa, peneliti, bahkan wisatawan.

Gedong Kertya Sebagai Simbol Identitas

Balimau Kasai, Tradisi Melayu Riau Menyambut Ramadan dengan Penyucian Diri

Lebih dari sekadar koleksi, Gedong Kertya adalah identitas Bali. Dalam setiap aksara Bali yang tergores di daun lontar, terkandung nilai-nilai filosofis yang membentuk kehidupan masyarakat. Dari sistem kepercayaan, tata hukum, hingga kesenian, semuanya berpangkal pada teks-teks kuno yang kini dijaga di perpustakaan ini.

Melalui penelitian ini, Ariyani menekankan bahwa peran pemerintah tidak hanya soal penyediaan dana, melainkan juga keberanian membuat kebijakan yang visioner. Tujuannya adalah bagaimana menjadikan Gedong Kertya bukan sekadar ruang pelestarian, tetapi juga ruang hidup bagi kebudayaan Bali di tengah arus modernitas.

Warisan untuk Generasi Mendatang

5 Fakta Menarik Perayaan Hari Waisak di Candi Borobudur, Nomor 2 Bikin Takjub!

Gedong Kertya hari ini berada di persimpangan, antara risiko kehilangan jejak budaya atau menjadi contoh inspiratif. Contoh tentang bagaimana perpustakaan bisa menjadi garda depan pelestarian. Keberhasilan menjaga dan menghidupkan kembali lontar berarti memastikan bahwa generasi Bali khususnya, dan Indonesia secara umum tetap memiliki jangkar budaya dalam menghadapi gelombang globalisasi.