Tari Mandau Warisan Dayak yang Menyimpan Semangat Keberanian
- https://unsplash.com/id/foto/wanita-berpakaian-merah-dengan-sayap-hitam-nwpGRTdDQRQ
Budaya, VIVA Bali –Di tengah perkembangan modern, masyarakat Dayak masih menjaga erat warisan budayanya. Salah satunya adalah Tari Mandau atau Kinyah Mandau Hatue, tarian tradisional yang tidak hanya memikat mata, tetapi juga sarat nilai filosofis.
Tarian ini berasal dari Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, dan umumnya dibawakan dalam pertunjukan adat maupun penyambutan tamu penting. Penarinya menggunakan busana khas Dayak, seperti sangkarut dan ewah, dengan hiasan kepala lawung sikap antang. Meski tanpa riasan wajah yang berlebihan, penampilan mereka tetap
mencerminkan wibawa dan ketegasan. Properti utama tarian ini adalah mandau (senjata tradisional) serta talawang (perisai), yang dimainkan dengan gerakan lincah dan terukur.
Menurut kajian Nugraheni & Safarina, Tari Mandau terdiri atas sepuluh ragam gerak, masing-masing melambangkan makna berbeda, mulai dari sikap kewaspadaan hingga semangat juang. “Gerakannya bukan sekadar atraksi fisik, melainkan simbol keberanian, perlindungan, sekaligus penghormatan kepada leluhur,” tulis penelitian tersebut.
Di balik gerakan yang gagah, Tari Mandau menyimpan pesan mendalam. Ia
menggambarkan filosofi hidup orang Dayak: berani, menjaga kehormatan, dan selalu siap membela diri. Lebih dari itu, tarian ini berfungsi sebagai medium komunikasi budaya.
Peneliti dari Universitas Muhammadiyah Palangkaraya menyebut, “Tari Mandau masih relevan sebagai identitas kolektif masyarakat Dayak, sekaligus sarana mengajarkan nilai keberanian kepada generasi muda”.