Balimau Kasai, Tradisi Melayu Riau Menyambut Ramadan dengan Penyucian Diri

Suasana Balimau Kasai di Riau
Sumber :
  • https://www.instagram.com/p/BRny9xsBN7R/?igsh=MThtaDNqNWxoanphbg==

Budaya, VIVA Bali – Indonesia kaya akan ritual adat yang sarat makna spiritual. Salah satu tradisi yang masih lestari di Riau dan sekitarnya ialah Balimau Kasai, sebuah upacara penyucian diri yang digelar sehari sebelum Ramadan tiba. Masyarakat Melayu menjadikannya simbol kegembiraan dan rasa syukur, sekaligus persiapan lahir batin untuk memasuki bulan suci.

Rumah Adat Sembalun sebagai Identitas Budaya dan Potensi Wisata Lombok Timur

Balimau Kasai merupakan simbol pembersihan, penyatuan, dan kegembiraan dalam menyambut bulan suci. Menjaga keberlangsungan upacara ini, masyarakat Melayu Riau tidak hanya merawat kearifan lokal, tetapi juga mengingatkan generasi muda akan pentingnya memulai Ramadan dengan hati yang suci dan jiwa yang damai.

Makna Tradiri Balimau Kasai

Ritual Balimau Kasai memiliki filosofi mendalam. Mandi menggunakan air jeruk (limau) yang dicampur wangi-wangian (kasai) melambangkan pembersihan diri dari segala kotoran lahir maupun batin. Warga percaya, menyucikan diri sebelum puasa membantu mereka menyambut Ramadan dengan hati bersih, penuh semangat, dan pikiran jernih.

Keunikan Rindik Bali, Alat Musik Pentatonik yang Memikat Hati

Selain itu, Balimau Kasai menjadi ekspresi kebahagiaan atas datangnya bulan penuh berkah. Suasana perayaan terasa hangat, mempererat kebersamaan keluarga serta masyarakat yang berkumpul di tepian sungai untuk mengikuti prosesi bersama-sama.

Asal Usul dan Variasi Tradisi

Istilah balimau berasal dari kata “limau,” yang berarti jeruk. Air jeruk purut, jeruk nipis, atau jeruk kapas digunakan sebagai bahan utama. Sementara itu, kasai merujuk pada ramuan wangi-wangian yang dipercaya mampu mengusir sifat buruk dalam diri.

Halaman Selanjutnya
img_title
Tari Muang Sangkal, Ikon Kesenian Sumenep untuk Ritual Tolak Bala