Menguak Makna Tiwah, Upacara Kematian Agung Suku Dayak Ngaju

Upacara Tiwah Suku Bugis.
Sumber :
  • https://www.instagram.com/p/BLYjdgIgBEa/?igsh=MXducnJubnl1aWMzbA==

Budaya, VIVA BaliUpacara Tiwah menjadi salah satu tradisi kematian paling sakral dalam kebudayaan Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Prosesi yang diwariskan turun-temurun ini merupakan bagian dari ajaran agama Kaharingan dan berfungsi sebagai sarana penghormatan terakhir kepada leluhur. Tiwah tidak hanya berperan sebagai ritual pemakaman, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh makna, memperkuat gotong royong, dan memastikan arwah mencapai kedamaian abadi di Lewu Tatau atau Lewu Liaw.

Tujuan Utama Tiwah

Keunikan Rindik Bali, Alat Musik Pentatonik yang Memikat Hati

Mengantar Arwah ke Alam Keabadian 

Prosesi membantu arwah leluhur mencapai peristirahatan terakhir dengan damai di alam baka. 

Tari Muang Sangkal, Ikon Kesenian Sumenep untuk Ritual Tolak Bala

Memenuhi Kewajiban Keluarga 

Upacara menjadi wujud penghormatan dan tanggung jawab moral keluarga terhadap mereka yang telah tiada. 

Upacara Bekakak, Tradisi Sakral Warisan Kerajaan Yogyakarta yang Terus Dilestarikan

Menjamin Ketenangan Arwah 

Arwah yang belum diantar melalui Tiwah diyakini dapat mengganggu keluarga yang masih hidup. 

Mempererat Kebersamaan 

Perayaan ini menyatukan keluarga besar dan masyarakat, memperkokoh nilai gotong royong serta solidaritas sosial. 

Proses dan Tahapan Tiwah

Pelaksanaan Tiwah membutuhkan persiapan panjang. Tulang belulang orang yang telah meninggal digali kembali setelah beberapa waktu untuk kemudian diikutsertakan dalam prosesi.

Persiapan Balai Ritual (Sangkaraya) 

Balai khusus dibangun sebagai tempat sesajen dan pusat upacara. 

Pengurbanan Hewan 

Sapi dan kerbau menjadi simbol penghormatan terhadap arwah, sekaligus memperlancar perjalanan menuju alam keabadian. 

Tarian Sakral (Menganjan) 

Gerakan tarian tradisional mengiringi prosesi, menciptakan suasana magis dan penuh kekhidmatan. 

Pemindahan Tulang Belulang 

Tulang yang telah dibersihkan ditempatkan di sandung atau pambak, bangunan kecil yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan suci. 

Perjalanan Spiritual Arwah

Arwah yang telah melalui prosesi Tiwah diyakini melanjutkan perjalanan menuju Lewu Liaw, alam tertinggi yang penuh kedamaian. Doa dan persembahan mengiringi setiap langkah, menegaskan hubungan erat antara dunia manusia dan dunia roh.

Makna Budaya dan Kepercayaan

Tiwah merepresentasikan filosofi Kaharingan yang memandang kematian sebagai awal perjalanan baru. Setiap elemen ritual memiliki simbolisme mendalam, mulai dari hewan kurban hingga sandung yang menjadi rumah terakhir tulang belulang.

Pengakuan Tiwah sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 2014 menegaskan pentingnya tradisi ini bagi identitas budaya Dayak Ngaju. Pelestarian Tiwah bukan hanya menjaga keutuhan ajaran leluhur, tetapi juga melestarikan kearifan lokal yang mengajarkan penghormatan terhadap alam, arwah, dan sesama manusia.