Berani? Inilah Ritual Tikam Telinga Suku Papua yang Bikin Merinding

Anak kecil di Papua yang sedang menjalankan tradisi Tikam.
Sumber :
  • https://pesonapapua.com/tikam-telinga-upacara-adat-suku-papua/

Budaya, VIVA Bali – Di tengah keberagaman budaya Indonesia, tradisi tindik telinga di Papua menjadi satu dari sekian ritual adat yang menarik perhatian. Tidak hanya unik, upacara ini sarat simbolik, penuh makna sosial, spiritual, dan identitas kebudayaan.

Makan Patita Dari Meja Panjang Hingga Ikatan Persaudaraan Orang Maluku

Apa Itu Tikam Telinga di Papua?

Tikam telinga, alias tindik telinga, adalah praktik tradisional yang berlangsung di beberapa suku Papua, seperti Suku Dani dan Suku Asmat. Ritual ini umum dilakukan pada anak-anak usia sekitar tiga hingga lima tahun, sebagai tonggak awal menuju kedewasaan dan pengenalan terhadap tradisi leluhur.

Dayah Aceh, Pendidikan, dan Falsafah Abadi

Dilansir dari laman Pesona Papua, tindik ini bukan hanya soal hiasan fisik, melainkan juga simbol keindahan, status sosial, dan pencapaian pribadi dalam komunitas. Bahkan, jenis tindik serta hiasannya bisa menunjukkan klan atau posisi sosial seseorang.

Sejarah & Filosofi di Balik Ritual

Praktik tindik telinga di Papua sudah ada sejak zaman prasejarah dan diwariskan secara turun-temurun.

Metode Leluhur Sunda Mendidik Diri Lewat Pepatah

Ritual ini memiliki beberapa makna utama sebagai berikut:

1. Inisiasi atau transisi

Menandai saat anak-anak memasuki tahap baru dalam hidup mereka, siap dengan tanggung jawab sosial yang lebih besar.

2. Identitas budaya

Tindik menjadi simbol keanggotaan dalam suku atau klan tertentu.

3. Spiritualitas

Pelaksanaan ritual selalu diiringi doa dan mantra oleh pemimpin adat agar anak mendapat restu leluhur serta perlindungan.

Bagaimana Proses Pelaksanaannya?

Upacara tindik telinga di Papua tidaklah sembarangan karena:

1. Persiapan dan alat tradisional

Alat yang digunakan biasanya sederhana, berbahan alami seperti kayu, tulang, atau peralatan tradisional yang diwariskan antar generasi.

2. Keterlibatan komunitas

Seluruh komunitas hadir: keluarga, tetua adat, hingga masyarakat sekitar. Pemimpin adat memimpin doa dan mantra yang dipercaya membawa keberkahan.

3. Makna perhiasan

Selain tindik, biasanya disertai hiasan telinga dengan bentuk tertentu yang menandai status sosial atau kelompok kultural.

Kenapa Tradisi Ini Penting & Harus Dilestarikan

1. Pelestarian budaya

Ritual ini menghubungkan generasi lama dan muda, agar adat tetap terjaga.

2. Identitas dan kebanggaan

Tikam telinga memperkuat jati diri komunitas Papua.

3. Potensi wisata budaya

Tradisi ini juga bisa menjadi daya tarik wisata yang memperkaya citra Papua di mata dunia.

Tikam telinga bukan sekadar tindik atau dekorasi tubuh, Tikam adalah media ritual, identitas, warisan, dan simbol transisi dalam budaya Papua. Dengan segala maknanya, tradisi ini mengajarkan bahwa budaya bukan hanya bagian dari masa lalu, tetapi juga tetap hidup dan layak dijaga.