Pengertian Konsep dan 3 Jenis Hukum Karmaphala dalam Agama Hindu

Konsep Karmaphala bagi Agama Hindu
Sumber :
  • https://unsplash.com/photos/a-group-of-people-sitting-

Gumi Bali, VIVA Bali – Dalam ajaran Hindu, terdapat sebuah konsep penting yang dikenal sebagai Karmaphala.

Keunikan Aksara Bali Yang Perlu Dilestarikan

Karmaphala merupakan bagian dari keyakinan fundamental dalam agama Hindu, termasuk dalam lima dasar kepercayaan yang disebut Panca Sradha.

Istilah ini berasal dari dua kata Sansekerta yakni, "karma" yang berarti tindakan atau perbuatan, dan "phala" yang berarti hasil atau buah.

Ritual Bulan di Bali, Makna Suci Upacara Purnama dan Tilem

Secara sederhana, Karmaphala berarti bahwa setiap tindakan manusia akan ada sebab dan akibat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam pandangan agama Hindu, perbuatan manusia tidak hanya terbatas pada tindakan fisik saja, melainkan mencakup pikiran dan ucapan.

Menyelami Kisah dan Keunikan Layang-Layang Tradisional Bali

Setiap tindakan, baik itu yang tampak maupun tersembunyi akan menghasilkan akibat yang akan dirasakan oleh pelakunya.

Jika seseorang melakukan perbuatan baik (Subha Karma), maka ia akan menerima hasil yang baik pula. Sebaliknya, tindakan buruk (Asubha Karma) akan membawa penderitaan.

Lebih lanjut, hukum Karmaphala menjelaskan tentang kelahiran kembali (Samsara)i sebagai akibat dari karma yang dilakukan di kehidupan sebelumnya.

Perbuatan buruk akan menyebabkan kelahiran kembali dalam bentuk kehidupan yang penuh penderitaan, bahkan bisa terlahir sebagai makhluk yang lebih rendah.

Sementara itu, perbuatan baik membuka jalan menuju kebahagiaan, baik di dunia maupun di alam setelah kematian.

 

3 Jenis Hukum Karmaphala

Hukum Karmaphala terbagi dalam tiga jenis berdasarkan waktu manifestasinya.

  1. Sancita Karmaphala, yaitu akumulasi dari perbuatan masa lalu yang belum tuntas dirasakan.

  2. Prarabda Karmaphala adalah hasil dari karma yang langsung dirasakan dalam kehidupan saat ini.

  3. Kriyamana Karmaphala merujuk pada perbuatan saat ini yang hasilnya baru akan dirasakan di kehidupan mendatang.

Tujuan akhir dalam ajaran Hindu adalah mencapai moksa, yaitu kebebasan mutlak dari siklus kelahiran dan kematian.

Moksa adalah keadaan di mana seseorang terbebas dari ikatan duniawi, dari hukum karma, dan dari penderitaan.

Dalam keadaan ini, jiwa menyatu kembali dengan Sang Pencipta (Parama Atma) dan hidup dalam kebahagiaan abadi.

Moksa dapat dicapai bahkan saat masih hidup, yang dikenal dengan sebutan Jivan Mukti.

Untuk mencapai moksa, seseorang harus hidup sesuai dengan dharma (kebenaran), menjaga kesucian pikiran, serta menjalani kehidupan yang penuh kebaktian.

 Dengan demikian, ia akan terhindar dari karma buruk dan mendapatkan anugerah spiritual tertinggi.