Memaknai Daksina Sebagai Bagian Dari Banten Banten Upacara di Bali

Setiap Elemen Yang Ada Dalam Daksina Memaknai sesuatu
Sumber :
  • https://images.app.goo.gl/TdeQ8NnH1KK7XCw8A

Gumi Bali, VIVA Bali – Kita tentu tak jarang melihat daksina sebagai bagian dari rangkaian upacara bersama dengan banten banten lainnya. Dalam lontar Yadnya Prakerti Daksina disebutkan bahwa daksina adalah perlambangan Hyang Guru atau Hyang Tunggal sebagai jelmaan Dewa Siwa yang menjadi manifestasi Hyang Widhi. Daksina adalah tapakan Hyang Widhi dalam berbagai manifestasinya dan perwujudannya.

Rahasia Hidup Seimbang Ala Orang Bali, Bukan Sekadar Soal Ritual

Daksina berasal dari bahasa sansekerta yang berarti upah, daksina juga bisa bermakna selatan dan nama sebuah banten. Daksina disebut Juga “YajñaPatni” yang artinya istri atau sakti dari pada yajña.

Dalam pembuatan daksina, setiap elemen yang ditambahkan berisikan arti dan makna tertentu sebagai bentuk pemujaan dan rasa terimakasih kepada Hyang Widhi dan segala bentuk Manifestasinya hingga daksina juga disebut sebagai Brahma yaitu Hyang widhi. Daksina adalah nama lain dari sebuah banten yang juga terdiri dari berbagai bahan yang mengandung unsur-unsur seperti dalam kitab Bhagavadgita IX. 26, yaitu pattram, puspham, phalam dan toyam. Unsur unsur tersebut dimaknai sebagai berikut.

1. Daun/Pattram berupa daun, janur, slepan/daun kelapa yang berwarna hijau, sirih, Plawa/daun kayu-kayuan dan Peselan.

2. Bunga/puspham

Mengenal Pawiwahan, Prosesi Pernikahan Adat Bali

berupa bunga yang terdiri dari: jenis-jenis bunga yang boleh dimanfaatkan untuk upakara yang segar, bersih, harum, dipetik langsung dari pohonnya, tidak layu dan tidak camah/bekas gigitan ulat/belalang. Hindari memakai bunga yang telah dirubung semut, serangga, terjatuh dengan sendirinya, bunga sarikonta, kedukduk, tulud nyuh, bunga ditanam dikuburan/setra, bunga berbulu dalam semua permukaannya

3. Buah/Phalam

Halaman Selanjutnya
img_title