Mengulik Nilai Sosial dan Nilai Magis Tradisi Khas Riau Pacu Jalur
- https://images.app.goo.gl/G36W19aDrhXCfSU86
Nilai Sosial dalam Tradisi Pacu Jalur
Nilai sosial yang terbentuk dari tradisi Pacu Jalur tercipta karena adanya sistem gotong royong dalam proses pembuatannya. Langkah awal untuk mewujudkan pembuatan jalur, dimulai dengan diadakannya suatu musyawarah kampung. Dalam proses pembuatan jalur dan pacu jalur membutuhkan banyak biaya, pengorbanan waktu, hingga tenaga dan pikiran. Pekerjaan tersebut tidak mungkin dikerjakan sendiri, tetapi memerlukan kerjasama antar masyarakat, termasuk pimpinan jalur, anak pacu, dan pawang jalur. Proses kerjasama ini dapat terlihat dalam acara menurunkan jalur dan menaikkannya dari sungai dengan panjang 25—30 meter.
Nilai Magis dalam Tradisi Pacu Jalur
Menurut kepercayaan masyarakat, jalur yang terbuat dari kayu dan telah dipilih oleh pawang atau dukun akan selalu menang dalam berpacu seperti Jalur yang kayunya mempunyai mambang (roh halus). Menurut pandangan tradisional, Pacu Jalur adalah pacu antar roh halus (mambang) yang dimotivasi dan dimonitoring oleh ilmu gaib yang dimiliki oleh para pawang atau dukun.
Dalam tradisi tersebut, motivasi kekuatan gaib biasanya disalurkan melalui setangkai mayang pinang yang terus digenggam dan ditarik oleh seseorang yang duduk di haluan depan perahu (haluan) serta oleh tukang onjai yang berdiri sambil berpegangan pada selembayung atau lambai-lambai. Sementara itu, dukun selalu memegang peran dalam menentukan waktu yang dianggap tepat sejak perahu Jalur mulai diturunkan hingga saat perahu diarahkan menuju arena pacu di bagian hulu sungai dengan menggunkan kekuatan mantera-manteranya. Sampai saat ini, sebagian besar masyarakat masih mempercayai nilai magis dari tradisi ini.