Melukat untuk Mental Health, Tradisi Penyucian Jiwa Warga Urban Bali
- https://www.djkn.kemenkeu.go.id/files/images/2022/09/bbb.jpeg
Gumi Bali, VIVA Bali – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban Bali yang semakin modern dan penuh tekanan, mulai dari tuntutan pekerjaan, kemacetan lalu lintas, hingga jejaring social, warga kota mulai melirik kembali akar budayanya untuk menemukan ketenangan.
Salah satu tradisi yang mengalami kebangkitan signifikan, bukan hanya sebagai ritual keagamaan tetapi juga sebagai terapi alternatif untuk kesehatan mental, adalah Melukat.
Apa Itu Melukat?
Melukat adalah ritual penyucian diri dalam tradisi Hindu Bali. Inti dari ritual ini adalah membersihkan diri secara lahir dan batin menggunakan air suci (tirta) yang biasanya berasal dari sumber mata air alam yang dikeramatkan (seperti Pura Tirta Empul, Pura Gunung Kawi, atau sumber-sumber kecil di pura desa) atau air laut.
Prosesnya melibatkan doa, permohonan, dan penyiraman/pembasuhan tubuh dengan tirta di bawah bimbingan seorang pemangku (juru pelihara pura). Secara spiritual, Melukat dipercaya membersihkan "leteh" (kotoran batin, energi negatif, kesialan) akibat perbuatan, pikiran, maupun pengaruh lingkungan.
Dari Ritual Suci ke Penyembuhan Mental Urban
Lalu, bagaimana ritual kuno ini menjadi saluran kesehatan mental bagi masyarakat urban Bali?
1. Pelarian dari Stres Urban: Kehidupan kota penuh tekanan psikologis. Melukat menawarkan jeda. Lokasi ritual biasanya di tempat sejuk, tenang, dan alami, jauh dari kebisingan kota. Suasana ini sendiri sudah memiliki efek menenangkan (seperti terapi alam/forest bathing).
2. Proses Meditasi dan Kontemplasi: Ritual Melukat membutuhkan fokus dan kesadaran penuh. Saat membasuh diri dengan air suci, peserta diajak untuk introspeksi, melepaskan beban pikiran, dan memusatkan diri pada permohonan penyucian. Proses ini mirip dengan praktik mindfulness atau meditasi yang dikenal luas dalam psikologi modern untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesadaran diri.
3. Simbolis Pembaruan: Air sebagai elemen pembersih memiliki kekuatan simbolis yang universal. Penyucian dengan air dalam Melukat tidak hanya bersifat fisik tetapi juga dimaknai sebagai pembaruan jiwa. Melepas energi negatif secara simbolis dapat memberikan perasaan lega dan harapan baru, mirip dengan efek katarsis (pembersihan emosi) dalam terapi psikologi.
4. Koneksi Budaya dan Identitas: Bagi warga Bali urban yang mungkin merasa tercerabut dari akar budaya akibat gaya hidup modern, Melukat menjadi cara untuk menyambung kembali dengan identitas dan nilai-nilai leluhur. Koneksi ini memberikan rasa memiliki, tujuan, dan stabilitas emosional yang penting bagi kesehatan mental.
5. Komunitas dan Dukungan Sosial: Meskipun bisa dilakukan individu, Melukat sering dilakukan bersama keluarga atau kelompok kecil. Ini menciptakan ruang untuk berbagi dan merasakan dukungan sosial, faktor protektif penting bagi kesehatan mental.
Testimoni dan Minat yang Meningkat
Banyak warga urban Bali yang secara terbuka membagikan pengalaman Melukat untuk kesehatan mental mereka. Ungkapan seperti "lebih lega", "pikiran jadi jernih", "rasa cemas berkurang", dan "seperti membuang beban" sering terdengar.
Praktisi kesehatan mental di Bali juga mulai mengakui nilai terapeutiknya, meski menekankan bahwa untuk kondisi klinis (seperti depresi berat atau gangguan kecemasan serius) tetap memerlukan pendampingan profesional medis. Melukat dilihat sebagai praktik pelengkap (komplementer) yang sangat berharga.
Pemangku di lokasi-lokasi Melukat populer seperti Tirta Empul melaporkan peningkatan pengunjung, termasuk kalangan muda profesional dari Denpasar, Badung, dan daerah urban lainnya di Bali, yang secara khusus menyebutkan tujuan untuk "menyegarkan pikiran" atau "melepas stres" selain tujuan religius.
Melukat, Harmonisasi Tradisi dan Kebutuhan Modern
Kebangkitan Melukat sebagai terapi alternatif kesehatan mental di kalangan warga urban Bali adalah contoh nyata bagaimana kearifan lokal beradaptasi memenuhi kebutuhan zaman. Ritual yang sakral ini menawarkan lebih dari sekadar pembersihan spiritual; ia memberikan alat yang konkret untuk mengelola tekanan psikologis kehidupan modern: jeda, kontemplasi, koneksi dengan alam dan budaya, serta pembaruan simbolis.
Dalam gelombang kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, Melukat hadir sebagai warisan budaya yang relevan dan penuh makna, menyucikan jiwa di tengah gemuruh kota.