Legenda Selat Bali, Pemisah Pulau Jawa dengan Pulau Bali

Selat Bali, pemisah Pulau Jawa dengan Pulau Bali
Sumber :
  • https://www.reddit.com/r/geography/comments/18khpiw/how_plausible_would_a_bridge_be_between_bali_and/

Tak berapa lama, dari dalam kawah keluarlah Sang Naga Besukih. Sidimantra pun menjelaskan maksud dan tujuannya datang menemui sang naga yaitu untuk meminta sedikit harta agar dapat melunasi hutang anaknya. Sang naga pun akhirnya mengabulkan permintaan tersebut dengan syarat sampaikan pesan kepada anak Sidimantra agar harta yang diberikan digunakan dengan bijak. Setelah Sidimantra menyetujui perjanjian tersebut, beberapa saat kemudian Sang Naga Besukih menggoyangkan ekornya dan keluarlah koin-koin emas yang sangat banyak.

Perang Air yang Memiliki Sarat Makna Spiritual

Sidimantra akhirnya pulang dengan membawa harta dari Naga Besukih, ia kemudian menemui anaknya dan memberikan harta itu kepadanya untuk melunasi hutang-hutangnya. Tak lupa Sidimantra juga berpesan kepada anaknya, Manik Angkeran agar berjanji untuk menggunakan harta tersebut dengan bijak dan berhenti berjudi. Manik Angkeran pun mengucapkan janji tersebut.

Akan tetapi, janji tinggal lah janji, kebiasaan Manik Angkeran berjudi tidak bisa hilang. Hingga pada akhirnya, Manik Angkeran kembali menemui ayahnya untuk meminta bantuan agar memberikannya uang lagi untuk melunasi hutang. Sidimantra pun marah dan tak mau membantu anaknya lagi karena ia telah mengingkari janji.

Kebudayaan Bali yang Unik

Manik angkeran pun kebingungan karena ayahnya tidak mau membantu lagi, ditengah kebingungan tersebut, ia mendapat bisikan bahwa ayahnya mendapatkan harta tersebut dari Naga Besukih, seekor naga yang hidup di kawah Gunung Agung, ia juga diberitahu untuk membawa genta milik ayahnya untuk memanggil Sang Naga. Manik segera pulang ke rumah dan mengambil lonceng milik ayahnya, ia pun bergegas menuju Gunung Agung.

Setelah perjalanan panjang, ia pun sampai di kawah Gunung Agung dan segera membunyikan lonceng tersebut. Mendengar bunyi lonceng, Naga Besukih keluar dari persembunyian. Manik pun ketakutan melihat sang naga, tetapi ia tetap memberanikan diri untuk berbicara. Sebenarnya, Naga Besukih tahu bahwa Manik Angkeran sedang berbohong. Namun, karena kasihan ia pun memenuhi permintaan Manik.

Sate Lilit, Simbol Keharmonisan dan Spiritualitas Masyarakat Bali

Naga Besukih kemudian mengeluarkan emas dan intan dari ekornya, melihat permata besar yang ada pada ekor naga, Manik segera menebas ekor Naga Besukih dan membawa lari ekor tersebut menjauhi kawah. Naga Besukih sangat marah dan mengejar Manik Angkeran. Namun karena ekornya dipotong, ia menjadi lamban dan tak bisa mengejar Manik Angkeran, ia hanya mampu melihat jejak Manik Angkeran. Ia kemudian mengeluarkan api dan membakar jejak kaki Manik Angkeran, api itu seolah mengejar Manik hingga akhirnya Manik pun ikut terbakar.

Sementara itu, Sidimantra kebingungan mencari anaknya. Seseorang memberi tahu bahwa Manik Angkeran pergi ke Gunung Agung untuk mencari harta. Sidimantra merasa ada yang tidak beres dan segera bergegas pergi menuju gunung. Benar saja, di tengah jalan ia melihat anaknya telah tergeletak dan tidak bergerak. Di samping tubuh anaknya, ada potongan ekor sang naga. Ia pun menemui Naga Besukih dan memohon agar anaknya dihidupkan kembali.

Halaman Selanjutnya
img_title