Keunikan Wisata Seni Museum Sidik Jari Denpasar
- https://unsplash.com/id/foto/sekelompok-orang-berdiri-di-depan-lukisan-yHiywc9XPGA
Wisata, VIVA Bali –Sebagian besar orang ketika mendengar kata museum biasanya langsung membayangkan tempat penyimpanan koleksi peninggalan zaman dahulu atau prasejarah, seperti batu, patung, lukisan, maupun benda-benda antik.
Namun, Museum Sidik Jari di Denpasar menawarkan pengalaman yang berbeda dari museum-museum lain di Bali. Berlokasi di Jl. Hayam Wuruk No. 201, Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali, museum ini merupakan museum lukisan yang menghadirkan karya seni unik dengan teknik sidik jari sebagai ciri khasnya. Didirikan pada tahun 1993 dan resmi dibuka untuk umum pada Juli 1995, gagasan pendiriannya datang dari seorang seniman sekaligus tokoh Bali, I Gusti Ngurah Gede Pemecutan. Beliau tidak sengaja menemukan teknis seni lukis yang unik tersebut ketika sedang mengerjakan lukisan tari baris yang tak kunjung selesai. Diliputi rasa kesal, ia kemudian menempelkan jemari yang penuh cat ke permukaan kanvas. Setelah beberapa waktu, ia merenungi hasil tersebut dan menemukan inspirasi baru untuk melukis dengan menggunakan jari telunjuk. Dari situlah lahir teknik melukis sidik jari yang kini menjadi identitas karya-karyanya.
Hingga kini, ratusan karya seni ciptaannya dipajang di Museum Sidik Jari. Tidak hanya lukisan, tetapi juga puisi yang ditulis di atas batu, sehingga pengunjung dapat menikmati kekayaan ekspresi seni dari berbagai medium. Kehadiran museum ini sekaligus menjadi bukti dedikasi sang seniman dalam memperkenalkan seni Bali dengan cara yang berbeda.
Selain menikmati karya seni, pengunjung juga bisa mengikuti berbagai kegiatan budaya di Museum Sidik Jari. Tempat ini menyediakan kursus seni tari Bali, seni musik, hingga melukis yang diajarkan oleh pengajar profesional. Kehadiran program ini sejalan dengan perhatian besar I Gusti Ngurah Gede Pemecutan terhadap generasi muda. Sejak awal, museum tidak hanya dirancang sebagai wahana untuk mengabadikan karya sang maestro, tetapi juga sebagai ruang pendidikan yang memberi kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk mengenal serta melestarikan seni tradisional.
Untuk kenyamanan, museum juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti kafe, wantilan sebagai tempat beristirahat, toilet umum, serta area parkir yang luas. Suasana yang tenang membuat museum ini cocok menjadi destinasi wisata seni sekaligus tempat rekreasi keluarga. Menariknya lagi, hingga saat ini Museum Sidik Jari masih bisa dinikmati secara gratis tanpa biaya tiket masuk, sehingga semakin sayang untuk dilewatkan.