Program Genting Buleleng Dipuji Kemendukbangga, Gerakan Orang Tua Asuh Digenjot
- https://bulelengkab.go.id/informasi/detail/berita/47_kemendukbangga-provinsi-bali-apresiasi-program-genting-di-buleleng
Buleleng, VIVA Bali – Upaya Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam menekan angka stunting menuai apresiasi dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) Perwakilan Provinsi Bali.
Menurut informasi yang dilansir dari laman bulelengkab.go.id, program yang mendapat pujian adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), yang memanfaatkan peran aktif masyarakat.
Apresiasi ini disampaikan oleh Ketua Tim Kerja Genting Kemendukbangga Bali, Dewa Nyoman Dalem, saat kegiatan Monitoring dan Evaluasi di Aula DP2KBP3A Kabupaten Buleleng, Selasa, 7 Oktober 2025.
Dewa menjelaskan bahwa Genting adalah program prioritas (quick win) Kemendukbangga yang dirancang untuk menggerakkan masyarakat dan lembaga nonpemerintah agar menjadi orang tua asuh bagi Keluarga Berisiko Stunting (KRS).
Pemkab Buleleng dinilai bergerak cepat dengan memulai implementasi Genting sejak awal 2025. Hingga kini, tercatat 21 donatur telah memberikan bantuan langsung di wilayah tersebut, dengan tingkat intervensi mencapai 4,3 persen.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Buleleng. Memang angkanya masih kecil, tetapi langkah awal ini sudah sangat baik,” ucap Dewa.
Ia menekankan bahwa keberhasilan program harus didorong dengan kolaborasi pentahelix, melibatkan pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat.
Menurutnya, intervensi kritis harus dilakukan selama Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah usia dua tahun (baduta).
Ia juga mengingatkan bahwa pencegahan stunting membutuhkan edukasi yang tepat, mengingat masalah ini dipicu tidak hanya oleh kekurangan gizi, tetapi juga faktor sensitif seperti sanitasi buruk dan pola asuh yang kurang memadai.
Sekretaris DP2KBP3A Kabupaten Buleleng, Nyoman Suyasa, menjelaskan bahwa Genting di Buleleng dijalankan melalui pendekatan empat dimensi: bantuan nutrisi, perbaikan sanitasi, akses air bersih, dan edukasi berkelanjutan.
“Bantuan tidak selalu harus berupa materi. Edukasi mengenai pola asuh, pola makan, hingga peningkatan kapasitas ekonomi keluarga juga merupakan bagian dari intervensi Genting,” ucap Suyasa.
Saat ini, total 81 orang tua asuh telah bergabung di Buleleng, dengan 21 di antaranya memberikan bantuan langsung dan sisanya fokus pada pendampingan edukatif.
Kendati demikian, tantangan besar masih menghadang. Buleleng mencatat lebih dari 17 ribu KRS, dan sekitar 900 keluarga sudah teridentifikasi mengalami stunting.
“Kita masih butuh banyak pihak yang mau ikut menjadi orang tua asuh. Stunting ini tidak bisa hanya ditangani pemerintah. Harus ada gotong royong bersama,” pungkasnya.