Kinerja Dinilai Kurang Bagus, Belasan Asuransi BUMN Siap Dilebur Jadi 3 Perusahaan

Managing Director Chief Economist Danantara Reza Yamora Siregar
Sumber :
  • https://www.antaranews.com/berita/5143889/danantara-berencana-merger-15-bumn-asuransi-jadi-3-perusahaan?page=all

Jakarta, VIVA Bali – Managing Director Chief Economist Danantara, Reza Yamora Siregar menyampaikan rencana konsolidasi di sektor asuransi dan reasuransi milik negara. Dari total 15 perusahaan, hanya akan tersisa tiga entitas utama hasil penggabungan.

Semester I 2025, Kredit Bali Tembus Rp115 Triliun

“Saya harus mengakui, mayoritas kinerja perusahaan (asuransi BUMN) kurang begitu bagus. Dari 15 (perusahaan) itu kemungkinan kita hanya ingin keep tiga,” ujar Reza Yamora Siregar dalam acara Insurance Industry Dialogue di Jakarta. Selasa 30 September 2025.

Lebih lanjut, Reza Yamora menjelaskan jika tahap awal konsolidasi akan dilakukan dengan mengelompokkan seluruh perusahaan asuransi dan reasuransi ke dalam satu klaster besar di bawah Indonesia Financial Group (IFG) Holding.

Transaksi Tidak Dikenal? Jangan Panik, Ini Cara Ngatasinnya!

“Kalau kami di Danantara, salah satu proses yang akan terjadi kita akan klaster semua asuransi di bawah satu klaster. Yang sekarang ini ada IFG, tapi enggak semua asuransi di bawah IFG. Jadi langkah pertama yang akan kita lakukan adalah menyatukan semua ke dalam satu klaster. Kita akan review neraca keuangannya,” jelas Managing Director Chief Economist Danantara, dilansir dari antaranews.com.

Selain itu, Reza Yamora Siregar juga menambahkan bahwa setelah proses pengelompokan, tidak menutup kemungkinan dilakukan restrukturisasi lebih lanjut apabila diperlukan.

Menaker Yassierli Akan Kaji Aspirasi KSP-PB dalam RUU Ketenagakerjaan

“Kalau memang perlu direstrukturisasi akan kami lakukan. Namun tujuan akhirnya adalah konsolidasi, karena yang kita butuhkan adalah kapasitas besar di sektor asuransi dengan dukungan teknologi dan sumber daya manusia yang kompetitif,” kata Reza Yamora Siregar.

Menurut Managing Director Danantara, langkah merger menjadi pilihan realistis karena pertumbuhan modal organik dinilai sulit dicapai, sementara tenggat pemenuhan aturan ekuitas minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin dekat.

Halaman Selanjutnya
img_title