PUPR Kota Mataram Bangun Jembatan Darurat Paska Banjir

Konstruksi Jembatan Semi Permanen Mulai di pasang
Sumber :
  • Ramli Ahmad / VIVA Bali

Mataram, VIVA Bali –  Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram resmi memulai pembangunan jembatan darurat penghubung Lingkungan Karang Kemong dan Majeluk yang sebelumnya putus akibat banjir pada 6 Juli 2025. Guna memulihkan akses vital masyarakat yang terputus. 

Polda NTB Tetapkan 20 Tersangka Kasus Pengerusakan dan Penjarahan Saat Unjuk Rasa 30 Agustus

Kepala Dinas PUPR Kota Mataram, Lale Widiahning, menjelaskan saat ini jembatan semi permanen dulu dibangun target tahun ini pembangunan jembatan permanen akan dilaksanakan dengan menggunakan konstruksi besi bulat lengkung. Anggaran pembangunan permanen ini pengalihan dari rencana pembangunan Jembatan Gontoran agar percepatan pengerjaan dapat segera direalisasikan.

Selain jembatan, pemerintah juga menyiapkan pengaspalan jalan penghubung sepanjang 400 meter mulai dari pinggir sungai hingga Jalan Kebudayaan. Jalan tersebut akan dilapisi aspal hotmix dengan anggaran sebesar Rp400 juta.

Fenomena Croo Moon, BPBD Kota Mataram Dirikan Posko Siaga Darurat Antisipasi Banjir Rob

“Jembatan Karang Kemong - Majeluk ini merupakan akses penting bagi masyarakat untuk kegiatan sehari-hari, baik menuju sekolah, tempat kerja, maupun akses menuju pemakaman. Karena itu pembangunannya menjadi sangat urgen pasca jembatan lama terputus akibat banjir,” jelas Lale Widiahning Saat di temui di lokasi pembangunan jembatan, Kamis 18 September 2025.

Selain itu, Lale Widiahning juga akan membangun 2 jembatan lainnya yang terdampak akibat banjir yaitu Mahkota Bertais dan Pandan Salas. 

Kasus Brigadir Esco Dinilai Berlarut, Publik Desak Kepastian Hukum

Sementara itu, Wali Kota Mataram, H. Mohan Roliskana, menegaskan pentingnya percepatan pembangunan jembatan darurat ini. Menurutnya, akses tersebut merupakan nadi aktivitas warga.

“Saya berharap pembangunan dapat segera selesai sehingga masyarakat bisa kembali menggunakan akses ini, sembari menunggu penyelesaian jembatan permanen. Selama ini masyarakat bahkan harus memutar hingga 3 kilometer hanya untuk kegiatan seperti menuju sekolah atau menghadiri acara pemakaman,” ungkap Wali Kota.

Halaman Selanjutnya
img_title