Bangunan Majelis Taklim Ciomas Roboh Saat Maulid, Ini Kata Pimpinan Ponpes Assohibiyah
- https://youtu.be/5pEq8GQer_w?si=06-3xPO9qufqjeJ4
Bogor, VIVA Bali –Bangunan Majelis Taklim Ciomas Bogor roboh saat Maulid Nabi, menewaskan 3 jemaah dan melukai puluhan. Pimpinan Ponpes Assohibiyah angkat bicara soal musibah ini.
Suasana duka menyelimuti Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, saat bangunan Majelis Taklim di Kampung Ciapus Kompas ambruk.
Peristiwa terjadi saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dimana ratusan jemaah memadati majelis untuk mengikuti pengajian rutin.
Akibat kejadian ini, tiga jemaah meninggal dunia dan lebih dari 30 orang mengalami luka-luka, sebagian di antaranya mengalami cedera serius hingga harus dirawat di rumah sakit.
Warga yang berada di lokasi segera membantu evakuasi korban, menggunakan ambulans desa maupun kendaraan pribadi untuk membawa mereka ke fasilitas medis terdekat.
Tiga korban yang meninggal dunia telah berhasil diidentifikasi, yakni Nur Hayati (Sukaluyu), Ulan, dan Irni (keduanya warga Sukamakmur).
Sementara korban luka mengalami berbagai cedera, termasuk patah tulang dan cedera kepala akibat tertimpa material bangunan yang runtuh.
Dilansir dari YouTube TVOnenews.com, pimpinan Ponpes Assohibiyah sekaligus pemilik bangunan majelis taklim, Ustadz Izul menjelaskan kronologi peristiwa.
“Kami saat itu berada di luar lokasi, tapi beberapa menit kemudian ditelepon dan langsung pulang. Saat sampai di lokasi, sebagian korban sudah dievakuasi ke rumah sakit,” ujar Ustadz Izul.
Menurut Ustadz Izul, ambruknya bangunan kemungkinan karena jumlah jemaah yang hadir melebihi kapasitas.
“Majelis ini sebenarnya untuk menampung sekitar 150 orang. Hari ini hadir lebih dari 400 orang. Banyak yang berada di luar, termasuk ibu-ibu yang membawa anak-anak,” ungkap Ustadz Izul.
Ia menekankan bahwa musibah ini adalah kehendak Allah SWT.
Bangunan majelis taklim ini baru digunakan selama sekitar 3–4 bulan, dibangun setelah Lebaran untuk menampung kegiatan pengajian mingguan.
Sebelumnya, bangunan sempat dikosongkan agar struktur bangunan benar-benar kering dan siap digunakan.
“Para jemaah yang hadir datang dari lima desa di sekitar Ciomas, bahkan ada beberapa dari wilayah Puncak dan Cilember,” tambah Ustadz Izul.
Pengajian rutin dilaksanakan seminggu sekali; malam Senin untuk bapak-bapak, Senin sore untuk ibu-ibu, dan anak-anak di bawah 10 tahun juga mengikuti kegiatan ini di jam tertentu.
Mengenai langkah selanjutnya, Ustadz Izul menyatakan bahwa sementara aktivitas pengajian akan dihentikan, kegiatan belajar agama tidak akan berhenti total.
“Sebelum ada majelis, kami tetap mengaji di rumah. Harapan kami, bangunan ini bisa dibangun kembali. Jika ada dukungan dari pemerintah, kami siap menerima bantuan,” kata Ustadz Izul.
Hingga saat ini, suasana di lokasi masih dipenuhi duka dan kepedihan warga.
Pihak kepolisian dan tim medis setempat terus melakukan penanganan terhadap korban yang terluka.
Pihak berwenang masih memantau situasi dan memastikan proses evakuasi serta perawatan korban berjalan dengan cepat dan tepat.