Bali Zoo Galang Donasi Lewat Suvenir untuk Selamatkan Orang Utan dari Kepunahan

Orang Utan berusia 48 tahun di Bali Zoo
Sumber :
  • https://www.antaranews.com/berita/5086777/bali-zoo-galang-donasi-dukung-konservasi-orang-utan

Gianyar, VIVA Bali – Lembaga konservasi Bali Zoo menginisiasi program donasi melalui penjualan suvenir khusus sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pelestarian orang utan di Indonesia.

Rute, Jadwal Operasional, Tarif, dan Cara Naik Trans Metro Dewata

“Kami ingin mendorong kesadaran masyarakat, dengan menyayangi orang utan maka kita bisa memastikan kelangsungan hidupnya,” ujar Kepala Humas Bali Zoo, Emma Kristiana Chandra, di Singapadu, Kabupaten Gianyar, Bali. Kamis 4 September 2025.

Dalam program ini, 10 persen dari hasil penjualan suvenir akan dialokasikan untuk konservasi. Suvenir berupa kaus dan berbagai pernak-pernik dengan desain spesial satwa orang utan, buaya, harimau, dan gajah merupakan karya seniman Monez.

2 Lansia di Gianyar Tewas Tertimpa Tembok Jebol Saat Hujan Deras

Diketahui, donasi akan dikumpulkan mulai Kamis ini hingga Desember 2025.

Emma Kristina Chandra menjelaskan jika desain khusus orang utan terinspirasi dari koleksi Bali Zoo, yakni seekor orang utan jantan bernama Jacky yang pada 4 September 2025 genap berusia 48 tahun.

2 Lansia di Gianyar Tewas Tertimpa Tembok Jebol Saat Hujan Deras Mengguyur

“Jacky itu kami datangkan dari Taman Margasatwa Ragunan pada 2004. Kalau di alam liar usia orang utan rata-rata 30–40 tahun,” ujar Emma Kristiana Chandra, dilansir dari laman antaranews.com.

Dana yang terkumpul nantinya akan disalurkan ke Yayasan Asri di Kalimantan Barat, lembaga yang bergerak dalam pelestarian hutan sekaligus mendukung masyarakat lokal lewat program konservasi dan layanan kesehatan.

Bali Zoo telah menjalin kerja sama dengan Yayasan Asri sejak 2019 untuk mendukung upaya pelestarian orang utan.

Saat ini, terdapat enam individu orang utan di area konservasi seluas 12 hektare tersebut, termasuk seekor anak bernama Gandhi yang lahir pada 13 Mei 2022.

Berdasarkan daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), orang utan dikategorikan sebagai satwa kritis yang terancam punah. Di Indonesia, spesies ini tersebar di Kalimantan dan Sumatera, termasuk orang utan Tapanuli di Sumatera Utara.

Ancaman utama terhadap keberlangsungan orang utan datang dari hilangnya habitat alami akibat deforestasi, praktik penebangan liar, hingga maraknya perburuan.