Jalur Pendakian Rinjani via Timba Nuh Segera Dibuka

Stafsus Bupati Lotim Bidang Pariwisata Ahmad Roji
Sumber :
  • Amrullah / VIVA Bali

Lombok Timur, VIVA Bali – Jalur pendakian Gunung Rinjani melalui Timba Nuh, Kecamatan Pringgesela, Lombok Timur, akan segera dibuka. Rencana ini sudah lama digagas oleh Pemkab Lombok Timur dan kini mulai mendapat perhatian serius.

DPMD dan Inspektorat Lotim Perketat Pengawasan, Penyimpangan Dana Desa Terus Ditekan

Staf Khusus Bupati Lombok Timur Bidang Pariwisata, Ahmad Roji, mengatakan dirinya ikut menjadi bagian dari tim yang lebih dulu membuka jalur selatan Timba Nuh. Menurut dia, selama ini pendaki hanya bisa melihat Danau Segara Anak dari atas bukit, tanpa jalur resmi untuk turun mendekat.

“Karena itu muncul inisiatif dari banyak pihak untuk membuka jalur turun. Hanya saja treknya memang cukup curam, jadi berpotensi berbahaya untuk pendaki pemula,” ujar Roji kepada VIVA Bali. Rabu, 20 Agustus 2025.

Wabup Ikut Lomba Tenun, UMKM Lombok Timur Makin Bergairah

Ia menjelaskan, jalur ini nantinya akan dijadikan jalur percontohan. Perbaikan trek akan dilakukan oleh Dinas Kehutanan bersama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) mulai 2026.

Lokasi Pembukaan Jalur Pendakian baru Rinjani, Timbe Nuh

Photo :
  • Stafsus Bupati / VIVA Bali
Kejari Lotim Kembali Tahan Dua Tersangka Korupsi Dermaga Labuhan Haji

“Kabar baiknya, jalur ini akan diperbaiki dan dibuat lebih bagus. Jadi ke depan bisa lebih aman dan nyaman untuk para pendaki,” katanya.

Roji menambahkan, pembukaan jalur selatan bukan hanya soal wisata, tetapi juga peluang ekonomi. Ia menilai jalur ini bisa memberikan dampak bagi masyarakat sekitar jika dikelola dengan baik.

“Kita dorong warga di sana menyiapkan homestay dan penginapan. Dengan begitu investasi bisa masuk, dan masyarakat setempat ikut merasakan manfaatnya,” ungkapnya.

Menurutnya, jalur Timba Nuh punya keunggulan tersendiri. Waktu tempuhnya relatif singkat, hanya sekitar lima hingga enam jam menuju spot terbaik. Selain itu, suasananya lebih sejuk karena melewati savana dan hutan.

“Kalau tidak salah maksimal 5 sampai 6 jam sudah bisa sampai. Jalurnya lewat savana dan hutan, lebih adem, lebih nyaman, dan jarang ada titik panas,” jelasnya.

Meski begitu, ia menekankan perlunya dukungan infrastruktur. Saat ini akses menuju pintu masuk utama masih terbatas, sebagian jalannya bahkan belum diaspal.

“Kami berharap ada perhatian pemerintah supaya akses menuju jalur ini lebih representatif. Itu penting agar jalur ini bisa semakin menarik minat pengunjung,” tegasnya.

Selain akses jalan, Roji juga menyoroti aspek kesehatan pendaki. Ia menilai, pemeriksaan kesehatan harus dilakukan dengan ketat agar keselamatan pendaki benar-benar terjamin.

“Kami minta Pemda menyiapkan klinik rekomendasi khusus. Jadi pemeriksaan kesehatan dilakukan di sini, surat keterangannya jelas, dan kalau ada yang sakit bisa langsung ditangani,” tutupnya.