Riset Naik Kelas! Rp1,8 Triliun Digelontorkan untuk 8 Bidang Prioritas Nasional

Wamendiktisaintek Stella Christie.
Sumber :
  • https://www.instagram.com/p/DMeHD3rz8Y8/?igsh=cmdxYXh1OWJ4N2Nn

Bandung, VIVA Bali – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersiap menggelontorkan dana riset sebesar Rp1,8 triliun untuk mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di delapan bidang strategis nasional.

Program Cek Kesehatan Gratis Resmi Bergulir di Seluruh Lembaga Pendidikan Keagamaan Indonesia

 

Dikutip dari Antara, Wakil Menteri Kemdiktisaintek, Stella Christie, mengungkapkan bahwa anggaran tersebut dirancang untuk mempermudah akses pendanaan bagi para peneliti, dengan skema yang memungkinkan pencairan langsung tanpa harus melalui jalur birokrasi yang kompleks.

Prabowo: Tanpa Produksi Pangan Sendiri, Bangsa Tak Mungkin Merdeka

 

“Untuk mempermudah dan memperbolehkan agar peneliti bisa mendapat dana langsung bagi pribadinya saat memenangkan grant riset. Ini bisa dilakukan lewat skema pendanaan Rp1,8 triliun yang akan segera diumumkan,” ujar Stella dalam konferensi pers di sela acara Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesa, Bandung, Jumat, 08 Agustus 2025.

Perdagangan Bayi Internasional Terkuak, 8 Bayi Dilibatkan dalam Kasus Adopsi Ilegal

 

Delapan bidang riset yang masuk dalam prioritas tersebut mencerminkan kebutuhan strategis Indonesia dalam mencapai kemandirian dan daya saing global. Bidang-bidang tersebut adalah:

-          Pangan

-          Energi

-          Kesehatan

-          Pertahanan

-          Maritim

-          Hilirisasi dan industrialisasi

-          Digitalisasi (termasuk kecerdasan buatan dan semikonduktor)

-          Material dan manufaktur maju

 

Menurut Stella, bidang-bidang tersebut merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya ketahanan di sektor pangan dan energi sebagai pondasi negara maju.

 

“Pak Prabowo mengatakan kita perlu sekali ketahanan energi dan pangan untuk mewujudkan swasembada,” tambahnya.

 

Tak hanya dana, Kemdiktisaintek juga tengah melakukan reformasi regulasi untuk mengurangi beban administrasi yang selama ini menjadi hambatan besar bagi para peneliti dan pelaku industri riset.

 

Stella menjelaskan bahwa sejak sembilan bulan terakhir, pemerintah telah berhasil meningkatkan dana riset hingga 80 persen, dan mayoritas akan langsung disalurkan ke universitas-universitas dan peneliti-peneliti aktif di Indonesia.

 

“Kita ingin menciptakan ekosistem riset yang efisien, produktif, dan kolaboratif. Ini juga akan mendorong kerja sama riset antara kampus dan industri,” jelasnya.

 

Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang digelar pada 7–9 Agustus di Bandung ini menjadi titik temu antara dunia akademik, riset, dan industri. Kegiatan tersebut menghadirkan lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi serta 1.000 peneliti unggulan dari seluruh Indonesia.

 

Fokus utama KSTI 2025 adalah integrasi antara pendidikan tinggi, riset, dan kebutuhan industri nasional dalam bidang-bidang prioritas yang ditetapkan.

 

Dengan pendanaan besar, reformasi birokrasi, dan sinergi antara riset dan industri, langkah ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yakni menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang mandiri secara teknologi dan berdaya saing tinggi di panggung global.

 

Langkah ini juga membuka peluang besar bagi generasi muda peneliti, akademisi, dan inovator untuk berkontribusi nyata bagi masa depan bangsa.