Evakuasi Pendaki WNA Brasil, Jalur Pendakian ke Puncak Gunung Rinjani Ditutup Sementara

Proses evakuasi WNA Brasil masih terus berjalan
Sumber :
  • IG: @btn-gn-rinjani/ VIVA Bali

Lombok Tengah, VIVA Bali –Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) melalui akun Instagram resminya @btn-gn-rinjani, Selasa, 24 Juni 2025 menyatakan menutup sementara jalur pendakian dari Pelawangan 4 jalur wisata pendakian Sembalun menuju puncak gunung Rinjani. 

Warga Berharap Menu MBG Enak dan Bergizi Seperti Masakan Bobon Santoso

Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses evakuasi korban WNA asal Brasil yang jatuh di tebing sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak gunung Rinjani. Adapun penutupan jalur pendakian dilakukan mulai Selasa, 24 Juni hingga batas waktu yang belum ditentukan atau sampai dengan proses evakuasi korban selesai dilakukan.

Dalam pemberitahuan tersebut juga disampaikan bahwa penutupan jalur pendakian gunung Rinjani dilakukan karena mempertimbangkan aspek keselamatan pengunjung, tim evakuasi serta menjaga kondusifitas area di sekitar lokasi evakuasi.

SK Diserahkan, PPPK Lombok Tengah Terima Gaji Mulai Juli

Pengunjung masih dapat melakukan aktivitas pendakian di seluruh jalur wisata pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani sampai dengan lokasi Pelawangan 4 Sembalun.

Insiden turis WNA Brasil terjatuh dari tebing itu terjadi pada Sabtu, 21 Juni 2025 sekira pukul 06.30 WITA. Tim SAR Gabungan terus melanjutkan proses evakuasi.

Emil Audero Diberi Keris Saat Sapa Warga di Praya Tengah

Penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani

Photo :
  • IG: @btn-gn-rinjani/ VIVA Bali

Pada Senin pagi, 23 Juni 2025  kemarin, korban berhasil terpantau menggunakan drone, dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman ±500 meter dan secara visual dalam keadaan tidak bergerak.

Dua personel rescue diturunkan untuk menjangkau lokasi korban dan mengecek titik pembuatan anchor kedua di kedalaman ±350 meter. Namun, setelah observasi, ditemukan dua overhang besar sebelum bisa menjangkau korban membuat pemasangan anchor tidak memungkinkan, di mana tim rescue harus melakukan climbing untuk bisa menjangkau korban.

Evakuasi ini menghadapi medan ekstrem dan cuaca dinamis, kondisi kabut tebal  mempersempit pandangan dan meningkatkan risiko. Demi keselamatan, tim rescue ditarik kembali ke posisi aman.

Pukul 14.30 WITA, rapat evaluasi digelar via Zoom bersama Gubernur NTB. Dalam arahannya, Gubernur mendorong percepatan evakuasi dengan opsi penggunaan helikopter, mempertimbangkan waktu kritis 72 jam ("Golden Time") dalam penyelamatan di alam bebas.

Proses evakuasi mempergunakan helicopter dimungkinkan namun harus dipastikan spesifikasi helikopter paling tidak memiliki Hois untuk air lifting dan cuaca yang sangat cepat berubah juga mempengaruhi bisa tidaknya proses evakuasi mempergunakan helikopter.