Ismailmu Adalah Ujian, Menyelami Makna Mendalam Idul Adha
- https://www.freepik.com/free-ai-image/muslim-people-with-photorealistic-animals-prepared-eid-al-adha-offering_186690522.htm
Lifestyle, VIVA Bali – Idul Adha bukan sekadar tentang penyembelihan hewan kurban atau perayaan semata. Lebih dari itu, makna Idul Adha menyimpan pesan spiritual yang mendalam tentang keikhlasan, pengorbanan, dan kepasrahan total kepada Allah SWT. Dalam kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, terdapat pelajaran agung yang tak lekang oleh zaman—pelajaran tentang keikhlasan berkorban dan makna sejati dari kepemilikan.
Sebuah kutipan reflektif dari Ika Natassa berbunyi:
“Setiap kita adalah Ibrahim. Ibrahim punya ‘Ismail.’ Ismailmu mungkin hartamu. Ismailmu mungkin jabatanmu. Ismailmu mungkin gelarmu. Ismailmu mungkin egomu. Ismailmu adalah sesuatu yang kau sayangi dan kau pertahankan di dunia ini.”
Kutipan ini menjadi pengingat bahwa makna kurban Idul Adha tidak hanya terbatas pada menyembelih hewan. Justru, yang lebih sulit adalah menyembelih rasa kepemilikan atas apa yang paling kita cintai.
Kepemilikan yang Sementara
Allah tidak pernah meminta Nabi Ibrahim untuk membunuh anaknya, Nabi Ismail. Allah hanya menguji sejauh mana Ibrahim bersedia “menyembelih” rasa kepemilikan terhadap dunia. Karena pada hakikatnya, semuanya adalah milik Allah. Harta, jabatan, bahkan keluarga sekalipun hanyalah titipan. Inilah esensi dari pengorbanan yang ikhlas: menyerahkan segala yang kita cintai kepada pemilik sejatinya, yaitu Allah SWT.
Nilai spiritual Idul Adha menegaskan bahwa ujian terbesar seringkali bukan tentang kehilangan, tapi tentang melepaskan dengan kesadaran penuh bahwa kita tidak pernah benar-benar memiliki apa pun.