Ismailmu Adalah Ujian, Menyelami Makna Mendalam Idul Adha

Ilustrasi Idul Adha
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-ai-image/muslim-people-with-photorealistic-animals-prepared-eid-al-adha-offering_186690522.htm

Lifestyle, VIVA Bali – Idul Adha bukan sekadar tentang penyembelihan hewan kurban atau perayaan semata. Lebih dari itu, makna Idul Adha menyimpan pesan spiritual yang mendalam tentang keikhlasan, pengorbanan, dan kepasrahan total kepada Allah SWT. Dalam kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, terdapat pelajaran agung yang tak lekang oleh zaman—pelajaran tentang keikhlasan berkorban dan makna sejati dari kepemilikan.

Cuaca Panas, Ini 6 Tips Sehat Agar Badan Tetap Segar

Sebuah kutipan reflektif dari Ika Natassa berbunyi:

“Setiap kita adalah Ibrahim. Ibrahim punya ‘Ismail.’ Ismailmu mungkin hartamu. Ismailmu mungkin jabatanmu. Ismailmu mungkin gelarmu. Ismailmu mungkin egomu. Ismailmu adalah sesuatu yang kau sayangi dan kau pertahankan di dunia ini.”

Jadwal dan Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah Tahun 2025

Kutipan ini menjadi pengingat bahwa makna kurban Idul Adha tidak hanya terbatas pada menyembelih hewan. Justru, yang lebih sulit adalah menyembelih rasa kepemilikan atas apa yang paling kita cintai.

Kepemilikan yang Sementara

Keunikan Mekepung, Tradisi Unik Balap Kerbau dari Bali

Allah tidak pernah meminta Nabi Ibrahim untuk membunuh anaknya, Nabi Ismail. Allah hanya menguji sejauh mana Ibrahim bersedia “menyembelih” rasa kepemilikan terhadap dunia. Karena pada hakikatnya, semuanya adalah milik Allah. Harta, jabatan, bahkan keluarga sekalipun hanyalah titipan. Inilah esensi dari pengorbanan yang ikhlas: menyerahkan segala yang kita cintai kepada pemilik sejatinya, yaitu Allah SWT.

Nilai spiritual Idul Adha menegaskan bahwa ujian terbesar seringkali bukan tentang kehilangan, tapi tentang melepaskan dengan kesadaran penuh bahwa kita tidak pernah benar-benar memiliki apa pun.

Halaman Selanjutnya
img_title