SPPG Kalbar Sajikan Daging Ikan Hiu di MBG, Berbahayakah?
- Regional MBG Kalbar
Jakarta, VIVA Bali –Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kalimantan Barat menuai kritik keras karena sajikan ikan hiu di MBG. Netizen dan ahli gizi khawatir, apakah makanan bergizi ini justru bisa membahayakan anak?
Publik dikejutkan dengan kabar daging ikan hiu muncul di Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Kabar ini bukan sekadar kontroversi kuliner, tapi juga memicu kekhawatiran serius soal keamanan pangan anak-anak.
Kasus ini pertama kali terungkap setelah 25 orang, termasuk 24 murid dan seorang guru, mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu MBG di SDN 12 Benya Kayong.
Gejala yang muncul meliputi mual, sakit perut, dan demam ringan.
Beruntung, sebagian besar korban sudah pulih, namun tiga orang masih dirawat di RSUD dr. Agoesdjam.
Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, mengakui penyajian ikan hiu merupakan kelalaian serius dari SPPG Mulia Kerta.
“Menu ikan hiu itu murni kesalahan kami. SPPG tidak teliti memilih menu. Ikan ini dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal,” ujar Agus.
Agus menambahkan bahwa ikan hiu seharusnya tidak disajikan untuk anak-anak, mengingat jarang dikonsumsi dan kemungkinan mengandung zat berbahaya, seperti merkuri.
Menurut Agus, jika investigasi membuktikan bahwa menu ini menjadi penyebab keracunan, dapur SPPG Mulia Kerta berpotensi ditutup permanen.
“Kami menyesal dan akan melakukan evaluasi menyeluruh agar hal serupa tidak terulang,” tegas Agus.
Sampel makanan, termasuk ikan hiu goreng, telah dikirim ke BPOM Kalbar untuk diuji laboratorium.
Hasilnya masih ditunggu, namun pihak sekolah dan pemerintah daerah sudah mulai mengambil langkah preventif, termasuk melakukan audit menyeluruh terhadap dapur MBG.
Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Feria Kowira, menegaskan bahwa kasus ini menjadi peringatan penting bagi semua SPPG di kabupaten.
“Pilih menu yang sudah terbukti aman, jangan sampai eksperimen kuliner mengancam kesehatan anak-anak,” ujar Feria.
Lantas seberapa bahayanya menyajikan daging Hiu sebagai menu untuk makanan bergizi?
Ahli gizi dari Fakultas Pertanian IPB, Prof. Ali Khomsan, menjelaskan bahwa beberapa jenis ikan memang mengandung racun.
“Contohnya ikan buntal yang sangat berbahaya bila dikonsumsi karena mengandung tetrodotoksin,” jelas Ali. Kamis, 25 September 2025.
Namun, Ali menambahkan bahwa beberapa ikan beracun tetap bisa dimakan jika diolah oleh chef profesional dengan teknik khusus untuk menetralkan racun.
Meski demikian, Ali menekankan bahwa anak-anak adalah kelompok paling rentan, sehingga menu MBG sebaiknya menghindari eksperimen kuliner.
“Anak-anak tidak terbiasa mengonsumsi ikan hiu. Risiko merkuri atau zat berbahaya lainnya harus menjadi perhatian utama,” ujarnya.
Prof. Ali juga menyoroti bahwa penduduk lokal sebenarnya paham ikan apa yang aman dikonsumsi.
Banyak jenis ikan lokal yang dikenal mengandung racun, dan masyarakat biasanya menghindari ikan-ikan tersebut untuk konsumsi sehari-hari.
“Jadi, penyajian ikan hiu bukan saja mengejutkan, tapi juga bertentangan dengan kebiasaan lokal,” kata Ali.
Lebih lanjut, Ali menegaskan bahwa MBG untuk anak-anak seharusnya menampilkan menu yang sudah dikenal aman, seperti telur, ayam, tempe, atau ikan lokal yang rutin dikonsumsi masyarakat.
“Tidak perlu neko-neko. Menu tradisional saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka,” tambah Ali.
Kasus ini menunjukkan bahwa kreativitas dalam menu MBG harus dibarengi dengan kehati-hatian tinggi.
Anak-anak bukanlah konsumen dewasa yang bisa memahami risiko makanan eksotis.
Kesalahan sekecil apa pun bisa berujung pada keracunan massal, dan reputasi SPPG bisa hancur dalam sekejap.
Bagi orang tua, kasus ini juga menjadi pengingat untuk lebih aktif memantau makanan anak di sekolah, termasuk program MBG.
Sementara itu, pemerintah daerah diminta menetapkan standar menu yang jelas dan aman, serta memastikan semua dapur SPPG mengikuti prosedur keamanan pangan ketat.
Di tengah gegap gempita MBG, satu hal pasti, menu bergizi tidak harus mewah atau eksotis, yang penting aman, terjangkau, dan sesuai selera anak-anak.
Ikan hiu mungkin menarik sebagai menu unik, tapi bagi anak-anak, hal itu justru bisa berbahaya.