Budaya China Islam di Indonesia, Warisan Sejarah yang Tetap Lestari
- https://www.masjidnusantara.org/masjid-cheng-ho-palembang-bukti-toleransi-nusantara/
Selain arsitektur, seni kaligrafi Tionghoa-Islam juga berkembang, terutama dalam bentuk tulisan Arab yang dipadukan dengan gaya lukisan khas Tionghoa. Seni ini masih dilestarikan melalui pameran budaya maupun komunitas Tionghoa Muslim.
Tradisi dan Perayaan
Budaya China-Islam juga tampak dalam tradisi masyarakat. Beberapa komunitas Tionghoa Muslim masih memadukan perayaan tahun baru Imlek dengan nuansa Islami, seperti doa bersama atau syukuran. Selain itu, tradisi kuliner juga memperlihatkan akulturasi, misalnya makanan halal khas Tionghoa seperti bakpao isi daging ayam atau sapi.
Di Semarang, komunitas Tionghoa Muslim secara rutin mengadakan kegiatan budaya di kawasan Pecinan dan Masjid Layur sebagai bentuk pelestarian identitas ganda mereka.
Identitas yang Terjaga
Sejumlah penelitian budaya menyebutkan bahwa keberadaan komunitas Tionghoa Muslim di Indonesia menjadi bukti nyata harmoni antar etnis dan agama. Budaya China-Islam bukan hanya sejarah, melainkan identitas hidup yang menunjukkan keterbukaan masyarakat Indonesia dalam menerima perbedaan.
Upaya pelestarian terus dilakukan oleh komunitas, pemerintah daerah, hingga lembaga kebudayaan agar generasi muda dapat mengenal dan menjaga warisan ini. Dengan begitu, budaya China-Islam tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang sebagai bagian dari khazanah budaya nasional.