Kesenian Tarawangsa Doa dalam Nada dari Tanah Sunda
- https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pagelaran_di_ISBI_Bandung.jpg
Musik, VIVA Bali – Di tengah kekayaan budaya Nusantara, Jawa Barat punya satu kesenian musik tradisional yang mungkin tidak sepopuler angklung atau degung, tetapi menyimpan makna mendalam, yaitu Tarawangsa. Bukan sekadar alat musik, Tarawangsa juga merupakan nama sebuah ensambel tradisional Sunda yang punya keterkaitan erat dengan ritual keagamaan dan kehidupan masyarakat pedesaan.
Menurut situs Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, Tarawangsa adalah alat musik gesek berdawai dua, dimainkan bersama kecapi dalam satu ansambel. Keduanya berpadu menciptakan alunan suara yang sederhana namun magis. Suara gesekan tarawangsa yang berat dan ritmis berpadu dengan petikan kecapi yang halus, menghasilkan harmoni yang sering disebut mampu membawa suasana hening dan kontemplatif.
Keunikan Tarawangsa adalah fungsinya yang tidak semata-mata hiburan. Sebagaimana dijelaskan ISBI Bandung, tarawangsa umumnya dimainkan dalam upacara-upacara adat seperti seren taun (perayaan panen), ngaruwat (ritual pembersihan), hingga netepkeun pare (menetapkan padi). Dengan kata lain, tarawangsa menjadi jembatan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Tradisi ini masih lestari terutama di daerah Rancakalong, Sumedang, yang sering disebut sebagai pusat seni Tarawangsa. Di sana, kesenian ini bukan hanya dijaga, tetapi juga dirayakan sebagai identitas kolektif masyarakat. “Tarawangsa lebih dari sekadar musik, ia adalah doa yang dimainkan,” begitu kurang lebih makna yang bisa kita tangkap dari penjelasan Perpustakaan Digital Budaya Indonesia.
Lebih jauh lagi, tarawangsa punya kedudukan khusus dalam kehidupan agraris masyarakat Sunda. Padi dianggap sebagai sumber kehidupan, sehingga setiap prosesi panen selalu melibatkan musik tarawangsa. Bagi masyarakat, suara alat musik ini dipercaya bisa menghadirkan restu Dewi Sri, dewi kesuburan dalam kepercayaan tradisional Sunda.
Di balik kesakralannya, Tarawangsa juga punya sisi sosial. Pertunjukan biasanya dilakukan secara berkelompok, di mana musik tidak hanya menjadi persembahan spiritual, tetapi juga sarana mempererat kebersamaan warga. Kehadiran Tarawangsa dalam perayaan desa menjadi simbol bagaimana musik bisa menyatukan banyak orang dalam satu ruang kebersamaan.
Menariknya, meski kesenian ini berakar pada nilai-nilai religius dan ritual agraris, tarawangsa kini juga mulai diperkenalkan ke panggung seni pertunjukan yang lebih luas. Namun, seperti yang sering diingatkan para pemerhati budaya, nilai sakralnya tetap dijaga. Karena itulah, meski tampil di festival atau acara kebudayaan, tarawangsa masih mempertahankan pakem tradisionalnya.