Jangan Dianggap Sepele! Ini Fase Kunci Pembentukan Disiplin Anak
- Sumber: https://www.freepik.com
Lifestyle, VIVA Bali –Fase anal merupakan salah satu tahapan perkembangan psikoseksual yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud, seorang tokoh psikoanalisis terkemuka. Tahap ini terjadi pada usia sekitar 18 bulan hingga 3 tahun, di mana fokus utama anak adalah mengembangkan kontrol terhadap fungsi tubuhnya terutama dalam hal buang air besar. Walaupun terdengar sederhana, fase ini adalah titik balik penting yang membentuk sikap disiplin, rasa percaya diri, dan kemandirian anak.
Dalam teori Freud, fase anal adalah tahap kedua dari lima tahap perkembangan psikoseksual. Setelah melewati fase oral (0–18 bulan), anak memasuki fase anal ketika organ yang paling sensitif terhadap rangsangan psikologis dan emosional adalah anus. Hal ini bukan berarti anak memiliki ketertarikan seksual, melainkan lebih kepada belajar mengontrol dan melepaskan, dalam hal ini feses, yang menjadi simbol kekuasaan dan kontrol diri.
1. Momen Penting dalam Fase Anal
Proses toilet training atau pelatihan buang air besar adalah pusat dari fase ini. Anak mulai memahami bahwa ia dapat mengendalikan kapan dan di mana ia buang air. Kemampuan ini memberi rasa kepuasan dan pencapaian, serta menjadi pengalaman pertama dalam menghadapi aturan sosial.
Namun, tantangan muncul ketika orang tua menanggapi toilet training dengan cara yang salah, seperti terlalu memaksa, mempermalukan anak saat gagal, atau menghukum berlebihan. Perlakuan seperti itu bisa berdampak negatif terhadap perkembangan psikologis anak.
2. Tipe Kepribadian dari Fase Anal
Freud menggambarkan bahwa cara orang tua menangani toilet training dapat membentuk dua jenis kepribadian ekstrem: