Mengenal Deepfake Phishing dan Bahayanya

Ilustrasi pelaku kejahatan siber
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-photo/side-view-male-hacker-with-gloves-laptop_8725466.htm

Serangan real-time.

Huawei MatePad Pro 12.2 2025, Tablet Flagship dengan Layar Canggih, Inilah Spesifikasinya

Pada serangan real-time, pelaku kejahatan siber akan melakukan panggilan audio atau video deepfake yang begitu meyakinkan hingga berhasil menipu korban untuk percaya bahwa orang di ujung panggilan adalah sosok yang sebenarnya misalnya kolega atau klien. Dalam interaksi ini, penyerang biasanya menciptakan rasa urgensi, melemparkan tenggat waktu fiktif, ancaman penalti, atau konsekuensi lain untuk membuat korban panik dan bereaksi cepat.

Serangan nonreal-time.

Dalam serangan nonreal-time, penjahat siber menyamar menggunakan audio atau video deepfake yang kemudian disebarkan melalui saluran komunikasi asinkron, seperti chat, email, voicemail, atau media sosial.

YouTube Gunakan AI untuk Menebak Usia Pengguna, Verifikasi Diperlukan Jika Salah

Jenis komunikasi ini mengurangi tekanan bagi penjahat untuk merespons secara meyakinkan secara langsung, karena mereka dapat menyempurnakan klip deepfake sebelum mendistribusikannya. Akibatnya, serangan nonreal-time bisa sangat halus dan lebih sulit dicurigai pengguna.

Ketika disebarkan melalui email, video atau audio deepfake juga lebih mungkin lolos dari filter keamanan dibandingkan kampanye phishing berbasis teks tradisional. Selain itu, serangan nonreal-time juga memungkinkan penyerang menjaring target lebih luas.

Hip-dut Kombinasi Musik Baru yang Digemari Anak Muda

Maka, baik pada serangan real-time maupun nonreal-time, jejak media sosial biasanya sudah cukup untuk memberi penyerang informasi yang diperlukan agar bisa melancarkan serangan di saat target sedang sibuk atau kewalahan.

Halaman Selanjutnya
img_title