Bahaya Menahan BAB, Kebiasaan Kecil yang Bisa Jadi Masalah Besar!
- https://www.pexels.com/photo/woman-suffering-from-a-stomach-pain-5938358/
Kesehatan, VIVA Bali –Pernah merasa “kepepet” di tengah rapat atau perjalanan panjang dan sengaja menahan keinginan untuk BAB? Rupanya, kebiasaan ini lebih berisiko daripada yang kita kira, bahkan bisa membawa dampak serius bagi tubuh. Menurut Medical News Today, menahan keinginan buang air besar secara terus-menerus bukanlah hal yang bijak, bahkan bisa menimbulkan berbagai gangguan yang bikin kita menyesal di kemudian hari.
Tubuh kita punya cara alami untuk memberi tahu kapan waktunya ke toilet. Saat tinja bergerak menuju rektum, saraf akan mengirim sinyal ke otak yang memicu dorongan BAB. Jika sinyal ini diabaikan terus-menerus, otot rektum bisa terbiasa menahan dan refleks alami tubuh melemah. Akibatnya, dorongan BAB jadi berkurang dan risiko sembelit meningkat. Tinja pun bisa mengeras dan makin sulit dikeluarkan, bahkan memicu kondisi yang disebut fecal impaction atau tinja yang terjebak di usus besar.
Selain sembelit, kebiasaan menahan BAB juga bisa menimbulkan masalah lain yang cukup menyakitkan, seperti wasir. Tekanan berulang di bagian rektum akibat menahan bisa menyebabkan pembengkakan pembuluh darah, sehingga timbul rasa sakit, gatal, bahkan perdarahan. Jika dibiarkan, kondisi ini tentu sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Belum lagi risiko fisura ani, yaitu robekan kecil pada jaringan di sekitar anus akibat tinja yang keras. Kedengarannya sepele, tapi efeknya bisa membuat aktivitas sehari-hari jadi tidak nyaman.
Penting juga dipahami bahwa kebiasaan menahan BAB dalam jangka panjang bisa memperburuk fungsi sistem pencernaan. Usus besar dirancang untuk memproses dan mengeluarkan sisa makanan pada waktunya. Saat proses ini tertunda, keseimbangan alami terganggu. Hal ini membuat tubuh bekerja lebih keras dari seharusnya, dan lama-kelamaan dapat memperparah masalah pencernaan yang sudah ada sebelumnya.
Jadi, apa yang sebaiknya kita lakukan? Jawabannya sederhana: dengarkan tubuh kita. Jika ada dorongan untuk BAB, jangan ditunda. Menyempatkan diri ke toilet saat tubuh memberi sinyal jauh lebih sehat dibandingkan harus menanggung risiko jangka panjang. Selain itu, menjaga pola makan dengan serat cukup, minum banyak air, dan rutin bergerak juga membantu sistem pencernaan bekerja dengan optimal.
Kesimpulannya, menahan BAB bukan kebiasaan kecil yang bisa disepelekan. Sekali-dua kali mungkin tidak masalah, tapi jika dilakukan terus-menerus, dampaknya bisa serius. Tubuh sudah dirancang untuk memberi tahu kapan waktunya membuang sisa makanan. Jadi, daripada harus berurusan dengan sembelit, wasir, atau bahkan kondisi medis yang lebih rumit, lebih baik biasakan mendengarkan tubuh dan segera pergi ke toilet ketika waktunya tiba.