5 Fakta Cacingan Pada Anak, Bisa Picu Kematian Tanpa Gejala
- https://www.freepik.com/free-photo/little-girl-holding-hands-her-stomach-suffering-from-pain_3866113.htm
Kesehatan, VIVA Bali – Cacingan pada anak sering tak terlihat, tapi bisa picu komplikasi serius hingga kematian. Kenali 5 fakta penting, gejala tersembunyi, dan cara cegah sebelum terlambat!
Siapa sangka cacing bisa merenggut nyawa? Kasus balita bernama Raya di Sukabumi yang meninggal akibat infeksi cacing gelang mengejutkan banyak orang. Kematian tragis ini jadi peringatan keras bahwa cacingan pada anak bukan sekadar masalah ringan, tapi bisa berujung fatal, bahkan tanpa gejala!
Menurut dr. Farindira Vesti Rahmasari, Pakar Parasitologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam keterangan rilisnya di website UMY, infeksi cacing terjadi ketika telur atau larva masuk ke tubuh lewat makanan, minuman, atau tanah yang terkontaminasi. “Jika dibiarkan, jumlah cacing bisa menumpuk dan mengganggu organ vital anak,” jelasnya.
Berikut ini 5 Fakta Penting tentang Penyakit Cacingan
1. Dari Cacing Gelang
Penyakit cacingan pada anak paling sering disebabkan oleh Ascaris lumbricoides, yang dikenal sebagai cacing gelang.
Namun, infeksi tidak hanya berasal dari cacing gelang, bisa dari cacing cambuk (Trichuris trichiura), cacing tambang (Ancylostoma duodenale), serta Strongyloides
2. Model Penularan
Telur cacing bisa masuk ke tubuh anak melalui beberapa cara, yang paling umum adalah lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Selain itu, anak yang bermain di tanah kotor dan memasukkan tangan atau jari ke mulut juga berisiko tinggi terinfeksi.
Kondisi sanitasi yang buruk, termasuk lingkungan yang tercemar tinja, semakin memperbesar kemungkinan cacing masuk ke dalam tubuh.
3. Korban Anak-Anak
Anak-anak, terutama yang berusia 1 hingga 12 tahun, menjadi kelompok paling rentan terhadap cacingan karena sistem imun mereka belum sepenuhnya berkembang.
Selain itu, kebiasaan mereka yang sering bermain di tanah atau berinteraksi dengan lingkungan yang kurang higienis membuat risiko infeksi cacing semakin tinggi.
4. Gejala Sulit Dikenali
Gejala awal cacingan pada anak sering sulit dikenali. Beberapa tanda yang muncul antara lain perut buncit, nafsu makan menurun, berat badan sulit naik, serta sering mual atau sakit perut tanpa penyebab yang jelas.
Kadang, larva cacing yang bermigrasi melalui paru-paru juga memicu batuk atau mengi, yang sering luput dari perhatian orang tua.
Jika jumlah cacing dalam tubuh cukup banyak, komplikasi serius bisa terjadi. Usus dapat tersumbat, apendisitis bisa muncul, atau saluran empedu tersumbat sehingga menimbulkan peradangan pada hati dan pankreas.
Infeksi yang berat juga menyebabkan anak kehilangan nutrisi penting, termasuk protein, zat besi, dan vitamin, hingga berisiko mengalami anemia.
Kondisi ini semakin diperparah pada anak dengan gizi buruk, karena tubuh mereka lebih rentan terhadap infeksi dan komplikasi yang mengancam kesehatan.
5. Pencegahan Bisa Dilakukan
Cacingan bisa berakibat serius pada anak, tapi bisa dicegah dengan langkah sederhana. Rajin cuci tangan sebelum makan dan setelah bermain di luar mengurangi risiko telur cacing masuk tubuh. Pemberian obat cacing rutin sesuai rekomendasi WHO efektif mencegah infeksi sejak dini.
Edukasi keluarga tentang sanitasi penting, termasuk membuang tinja pada tempatnya, menjaga kebersihan makanan dan air minum. Selain itu, gunakan alas kaki saat bermain di tanah untuk menghindari kontak langsung dengan telur cacing. Kombinasi kebiasaan higienis dan perhatian orang tua membuat anak tetap sehat dan terhindar dari cacingan.