Saatnya Terapkan Micro Break, Rahasia Produktivitas Tinggi!

Ilustrasi seorang perempuan yang sedang bersantai di meja kerja.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/dreamy-female-employee-relaxing-with-feet-on-table-in-office-3791119/

Lifestyle, VIVA Bali – Dalam dunia kerja yang serba cepat, istilah “produktivitas” sering kali diidentikkan dengan kesibukan tanpa henti. Banyak pekerja merasa semakin lama duduk di depan layar, semakin besar pula pencapaian yang diraih. Padahal, pola pikir ini justru dapat mengurangi efektivitas kerja dan menguras energi secara perlahan. Di sinilah konsep micro-break menjadi relevan, yaitu istirahat singkat berdurasi antara 30 detik hingga 10 menit.

Mudah! Begini Cara Mendaftar Akun SIAPkerja Kemenaker

Menurut ahli gizi dan penulis kesehatan Patricia Bannan (2022), micro-break dapat menjadi semacam “mini-reset” di tengah hari yang padat. Alih-alih menunggu tubuh benar-benar lelah, istirahat singkat ini membantu kita menjaga keseimbangan energi. Aktivitasnya sederhana: meregangkan badan, berjalan sebentar, atau sekadar memejamkan mata sejenak. Walau tampak kecil, efeknya cukup signifikan. Bannan menekankan bahwa micro-break mampu meningkatkan energi hingga 40% serta mengurangi ketegangan fisik, terutama bagi mereka yang bekerja dalam posisi duduk dalam jangka panjang.

Temuan dari penelitian ilmiah pun memperkuat pandangan tersebut. Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis yang dilakukan Albulescu dan koleganya (2022) menunjukkan bahwa micro-break terbukti bermanfaat bagi kesejahteraan dan performa kerja. Meski jumlah waktu produktif berkurang sedikit karena adanya jeda, kualitas pekerjaan justru meningkat. Hal ini terjadi karena otak dan tubuh memiliki kesempatan untuk memulihkan diri. Dengan kata lain, istirahat singkat tidak mengurangi produktivitas, melainkan mengoptimalkannya.

5 Kesalahan Saat Memasak yang Sering Dilakukan dan Bikin Makanan Kurang Sehat

Jika ditelaah lebih dalam, micro-break bukan sekadar jeda fisik, tetapi juga bentuk perawatan mental. Ketika seseorang memaksakan diri bekerja terus-menerus, risiko stres meningkat, fokus menurun, dan kualitas pekerjaan pun bisa terganggu. Sebaliknya, dengan jeda singkat, kita memberi ruang bagi otak untuk menyegarkan diri. Bayangkan alurnya seperti menyegarkan layar ponsel yang mulai lambat, dengan satu kali refresh, kinerja perangkat bisa kembali normal. Tubuh dan otak manusia bekerja dengan prinsip serupa.

Bagi banyak orang, mengambil micro-break mungkin terasa sepele atau bahkan “membuang waktu.” Namun, penelitian dan pengalaman praktis menunjukkan sebaliknya. Justru dengan meluangkan beberapa menit untuk berhenti sejenak, kita dapat bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini juga membantu menjaga kesehatan fisik dan mental, sehingga kualitas hidup sehari-hari meningkat.

Bawang Putih Bisa Tahan Berbulan-bulan dengan Cara Ini

Singkatnya, micro-break adalah strategi sederhana namun berdampak besar. Baik dari sudut pandang praktis maupun akademis, manfaatnya sudah terbukti nyata. Jadi, lain kali saat merasa tergoda untuk terus menatap layar tanpa henti, ingatlah bahwa jeda singkat bukanlah tanda kemalasan, melainkan investasi kecil untuk produktivitas dan kesejahteraan yang berkelanjutan.