Mengungkap 5 Negara dengan Tingkat Korupsi Tertinggi di Asia Tenggara
- https://idn.freepik.com/gambar-ai-gratis/pandangan-tentang-tikus-pengusaha_65146719.htm
Lifestyle, VIVA Bali – Korupsi masih menjadi masalah besar di berbagai negara di dunia, termasuk kawasan Asia Tenggara. Untuk mengukur sejauh mana tingkat korupsi terjadi, Transparency International setiap tahunnya merilis Corruption Perceptions Index (CPI), sebuah indeks yang menilai persepsi korupsi di sektor publik pada skala 0 hingga 100, di mana angka rendah menunjukkan tingkat korupsi yang tinggi, dan angka tinggi berarti tingkat korupsi yang rendah. Melalui CPI, kita bisa melihat negara mana saja di Asia Tenggara yang masih berjuang keras melawan korupsi, sekaligus memahami tantangan yang dihadapi dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih.
1. Kamboja
Kamboja menempati posisi dengan tingkat korupsi tertinggi di Asia Tenggara. Berdasarkan CPI 2023, negara ini hanya memperoleh skor 23/100, menandakan masih tingginya praktik korupsi dalam pemerintahan dan sektor publik. Lemahnya penegakan hukum, minimnya transparansi, serta dominasi politik yang kuat membuat perbaikan berjalan sangat lambat. Kondisi ini berdampak pada berbagai sektor, mulai dari investasi asing hingga kualitas layanan publik.
2. Myanmar
Myanmar menjadi salah satu negara yang paling rentan terhadap korupsi. Dengan skor 20/100 pada CPI 2023, negara ini terus terjebak dalam masalah tata kelola pemerintahan, terutama setelah krisis politik yang berlangsung sejak kudeta militer pada 2021. Konflik politik yang berkepanjangan membuat sistem hukum semakin lemah dan membuka ruang luas bagi praktik korupsi di berbagai lini pemerintahan.
3. Laos
Laos juga termasuk dalam jajaran negara Asia Tenggara dengan tingkat korupsi yang tinggi, memperoleh skor 28/100 pada CPI 2023. Faktor seperti lemahnya kebebasan pers, keterbatasan masyarakat sipil, serta dominasi satu partai dalam pemerintahan menjadikan kontrol publik terhadap pejabat negara sangat terbatas. Akibatnya, ruang untuk praktik korupsi masih sangat terbuka lebar.
4. Filipina
Meski dikenal sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, Filipina masih menghadapi persoalan serius terkait korupsi. Pada CPI 2023, negara ini mendapatkan skor 33/100. Korupsi di Filipina sering kali terlihat dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, birokrasi, serta penegakan hukum. Meski telah ada sejumlah reformasi, transparansi dan akuntabilitas masih menjadi pekerjaan rumah besar.
5. Thailand
Thailand menempati posisi berikutnya dengan skor 35/100 pada CPI 2023. Negara ini menghadapi tantangan serius dalam menekan praktik korupsi, terutama di bidang politik dan pelayanan publik. Dinamika politik yang tidak stabil serta pengaruh kuat elite-elite tertentu membuat perlawanan terhadap korupsi sering berjalan setengah hati. Meskipun begitu, ada sejumlah upaya reformasi yang mulai dijalankan untuk memperbaiki situasi ini.
Melihat data CPI di atas, jelas bahwa korupsi masih menjadi masalah kompleks di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara dengan skor rendah menunjukkan betapa sulitnya menciptakan sistem pemerintahan yang bersih tanpa adanya transparansi, kebebasan pers, serta penegakan hukum yang kuat. Lalu, menurutmu, apakah negara-negara di Asia Tenggara bisa benar-benar keluar dari lingkaran korupsi ini di masa depan