Bukan Gadget, Ini Benda Ajaib dari Dapur yang Bisa Bikin Anak Lebih Pintar!

Ilustrasi anak dan ibunya yang sedang bermain dengan adonan tepung.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/a-parent-and-a-child-kneading-dough-5119837/

Spons basah dan kering: Memberi sensasi berbeda antara tekstur dan suhu.

Rahasia Es Batu untuk Kecantikan dan Potensi Risikonya

Namun, dr. Shofa mengingatkan pentingnya pengawasan orang tua selama stimulasi, serta memastikan benda yang digunakan tidak berbahaya atau berpotensi tertelan.

“Mainan sensorik tak perlu khusus, asalkan aman dan digunakan di bawah pengawasan, itu sudah cukup,” katanya.

Honda dan Luca Marini Cetak Hasil Terbaik di MotoGP Hungaria 2025

Stimulasi sensorik yang tidak diberikan secara maksimal dapat meningkatkan risiko gangguan tumbuh kembang. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2020, sekitar 7,51 persen anak usia di bawah lima tahun di Indonesia mengalami gangguan tumbuh kembang.

Gangguan ini berdampak panjang terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, dr. Shofa menekankan bahwa peran aktif orang tua sangat dibutuhkan dalam mendukung perkembangan anak, terutama di usia emas.

Unik! di Jerman Ada Kejuaraan Eropa Memotong Rumput dengan Arit

Stimulasi sensorik adalah bagian penting dalam perjalanan tumbuh kembang anak. Menariknya, orang tua tak perlu pusing memikirkan mainan mahal. Benda-benda sederhana seperti tepung, beras, hingga spons pun bisa menjadi sarana belajar yang efektif.

Dengan keterlibatan aktif, perhatian penuh, dan kreativitas, orang tua dapat memberikan stimulasi optimal yang menyenangkan, murah, dan berdampak besar bagi masa depan si kecil.

Halaman Selanjutnya
img_title