Fashion Upcycle 10 Brand Lokal Bali yang Ubah Limbah Jadi Streetwear Kekinian

Upcycled, Unstoppable, Uniquely Bali
Sumber :
  • https://theroundup.org/wp-content/uploads/2023/02/upcycled-clothing-brands.jpg

Lifestyle, VIVA Bali – Industri fesyen, terutama fast fashion, saat ini menjadi salah satu kontributor utama limbah tekstil global. Menurut data Ellen MacArthur Foundation, sekitar 92 juta ton limbah tekstil dibuang tiap tahun di seluruh dunia, dan sebagian besar berakhir di TPA atau dibakar. Di Indonesia, Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN KLHK) mencatat bahwa timbulan sampah tekstil pada 2022 mencapai lebih dari 700.000 ton, setara 2,6% dari total timbulan sampah nasional.

Resep Kopi Susu Gula Aren ala Barista, Manisnya Pas, Nikmatnya Nagih!

Bali, sebagai pusat kerajinan dan destinasi wisata, menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, khususnya tekstil dan plastik. Upcycle mengubah limbah menjadi produk bernilai tinggi menjadi solusi inovatif yang diadopsi oleh para desainer dan wirausaha lokal. Berikut 10 brand Bali yang memanfaatkan limbah menjadi streetwear dan aksesori kekinian, lengkap dengan metode, produk, dan sumber resmi.

 

1. ARTcycle Bali

Nonton Film Ga Selesai, Psikologi Ungkap Makna dibalik Kebiasaan Ini

 

Produk: Tas, dompet, perhiasan (jewelries)
Bahan & Metode: Menggunakan ban bekas truk sebagai bahan baku utama, dipotong, dibersihkan, lalu dirangkai dengan resin dan aksesoris logam untuk menciptakan produk handmade yang unik dan vegan.
Keunggulan: Setiap item “one‑of‑a‑kind”, mendukung workshop kreatif untuk anak‑anak di Ubud, dan mengurangi limbah ban yang sulit terurai.

Manjur Usir Kutu Beras dan Bau Apek, Daun Ini Solusinya!

 

2. TRI Upcycle

 

Produk: Bandana, handkerchiefs, tote bag, dompet, bahkan boneka rajut.
Bahan & Metode: Mengolah limbah seprai hotel dan kain perca garmen dengan pencucian menyeluruh, penyortiran, lalu dijahit oleh ibu‑ibu binaan Yayasan Kasih Inspirasi Mandiri Ubud.
Dampak Sosial & Lingkungan: Setiap pembelian mendanai program #TRIforTree dan #TRISavesElephant, menanam pohon di Kalimantan dan mendukung konservasi gajah Aceh.

 

3. Rekynd

 

Layanan & Produk: Social enterprise yang menyediakan manajemen limbah tekstil (grade A–D), workshop upcycling, thrift store, dan clothes swap events.
Model Bisnis: Mengumpulkan pakaian bekas, menyortir untuk dijual, disumbangkan, atau didaur ulang; kemudian menyulap sisa grade C–D menjadi tas dan aksesori upcycled.
Skala & Dampak: Telah mengelola lebih dari 12.000 potong pakaian, memfasilitasi 5.000 event swap, dan bermitra dengan 227 entitas di Indonesia.

 

4. Buru Studio

 

Produk: Rework apparel 1‑of‑1 (jaket, T‑shirt, shorts), aksesoris streetwear.
Bahan & Metode: Menggunakan pakaian vintage dan branded untuk direkonstruksi—dipotong, di-overlock, dipadu-padankan grafik dan patch—sehingga setiap item unik.
Sejarah & Filosofi: Didirikan 2019, menekankan sustainability melalui “reconstructed vintage pieces” yang diproduksi terbatas.

 

5. Mila The Brand

 

Produk: Activewear dan rainwear (leggins, sports bra, technical raincoat).
Bahan & Metode: Closed‑loop production dengan serat hasil reclaim fishing nets dan marine plastics, diproses di micro‑factory berjarak <5 km dari pantai Berawa.
Keunggulan: Transparansi penuh—pengunjung bisa menyaksikan proses daur ulang hingga produk jadi melalui viewing windows di butik Canggu.

 

6. TRICycle (Tricycle)

 

Produk: Merch upcycled (tote bag, bandana, aksesoris).
Bahan & Metode: Memanfaatkan kain perca sisa pabrik dan seprai hotel, dirancang dengan filosofi Tri Hita Karana; sebagian keuntungan disalurkan ke grassroots forest protection.
Komunitas & Filantropi: Donasi ke organisasi pelestarian hutan dan edukasi seni untuk anak muda di Bali.

 

7. Sapu Upcycle

 

Produk: Dompet, tas, dan aksesori berbahan tenda army, webbing kontainer, bahkan drum logam.
Bahan & Metode: Komunitas swadaya yang mengolah limbah tenda, belt kontainer, dan logam ringan menjadi produk bernilai ekonomi, dengan finishing handmade.
Pasar & Ekspor: Mayoritas dipasarkan di Eropa (Prancis, Inggris, Belanda) melalui webstore khusus sapu.eu; di Bali tersedia di Seniman Coffee dan Rumah Sanur.

 

8. CV Tarum Bali

 

Produk: Outerwear, tas, dan aksesoris berbahan limbah kain perca batik
Metode Upcycle: Mengambil sisa produksi kain batik, baik perca maupun potongan workshop dipilin, dijahit, lalu dikombinasikan dengan kain polos untuk menciptakan jaket, tote bag, dan topi streetwear.
Keunggulan: Setiap produk unik, tak ada yang serupa; memberdayakan perajin batik lokal di Denpasar.

 

9. House of Inang

 

Produk: Outerwear panjang, tote bag, sepatu slip‑on, bucket hat.
Bahan & Metode: Limbah plastik rumah tangga (kemasan deterjen, pouch sabun, kemasan odol) dianyam oleh para nenek pengayam tradisional menjadi motif monokrom.
Highlight: Ditampilkan pada Bali Fashion Trend 2024 bertema “From Your Trash to Fashion Runway”.

 

10. Upcycle ISI Denpasar

 

Produk: Koleksi busana muslim “Fragmen Kamuflase” ready‑to‑wear.
Inisiatif & Edukasi: Mahasiswa ISI Denpasar mengolah sisa tekstil pra/pasca produksi dengan teknik upcycle, dipamerkan di Jakarta Muslim Fashion Week 2023.
Dukung Pemerintah: Inisiatif ini difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek.

 


Kesepuluh brand tersebut membuktikan bahwa limbah bukan sekadar beban, melainkan bahan baku potensial untuk menciptakan streetwear dan barang gaya hidup berkelanjutan. Kolaborasi lintas sector desainer, perajin, akademisi, dan pemerintah mendorong ekosistem circular fashion di Bali, mengurangi tekanan terhadap lingkungan, serta membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.