Bukan Cuma Sikapnya, Udara Akhir-Akhir Ini Juga Lagi Dingin, BMKG Ungkap Penyebabnya

Cuaca Dingin Melanda Pulau Jawa Belakangan Ini
Sumber :
  • https://images.pexels.com/photos/20312243/pexels-photo-20312243.jpeg

Lifestyle, VIVA Bali – Akhir-akhir ini, banyak warga di sejumlah wilayah Pulau Jawa merasa udara terasa lebih dingin dari biasanya. Fenomena ini yang oleh sebagian masyarakat dikenal dengan istilah bediding ternyata bukan karena posisi bumi yang lagi “jauh dari matahari” alias Aphelion, lho.

Jangan Sampai Ketinggalan! Ini Dia Kalender Gerhana 2025

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), udara dingin ini merupakan hal yang wajar terjadi saat musim kemarau. Jadi, nggak perlu khawatir berlebihan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa suhu dingin saat ini nggak ada kaitannya langsung dengan Aphelion. Memang, Aphelion terjadi awal Juli kemarin, tapi dampaknya terhadap suhu di permukaan sangat kecil.

Olahraga Pacu Jalur dari Riau yang Mendunia

"Suhu dingin yang dirasakan masyarakat, khususnya di bulan Juli sampai September, lebih disebabkan oleh faktor cuaca. Bukan karena posisi bumi terhadap matahari,” terang Guswanto.

Kenapa Bisa Dingin ? Ini 3 Penyebab Utamanya

BMKG menyebutkan ada beberapa hal yang bikin suhu terasa lebih rendah di musim kemarau ini. Berikut di antaranya :

1. Dominasi Angin Monsun Dari Australia

Sosis Solo Isi Ayam Suwir, Camilan Jadul yang Jadi Favorit Banyak Orang

Sekarang kita lagi ada di fase puncak kemarau. Angin timur-tenggara alias Monsun Australia sedang sangat dominan. Angin ini bersifat kering dan dingin karena datang langsung dari arah Benua Australia, terus nyebar ke wilayah selatan Indonesia, termasuk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

2. Langit Malam Yang Cerah Bikin Panas Cepat Menghilang

Langit yang bersih dari awan di malam hari bikin panas dari permukaan bumi lepas ke atmosfer lebih cepat. Hasilnya ? Suhu turun drastis, terutama menjelang pagi. Oleh karena itu, udara di malam dan dini hari jadi terasa sangat dingin.

3. Adanya Hujan Lokal Dan Penurunan Suhu Tambahan

Walau kemarau, masih ada hujan sporadis di beberapa daerah. Nah, hujan ini bisa mendorong massa udara dingin dari lapisan atas atmosfer turun ke permukaan, membuat suasana makin sejuk dan menghambat suhu naik di siang hari.

Selain itu menurut Guswanto, badai tropis di utara Indonesia misalnya sekitar Filipina juga ikut memicu aliran udara dingin dari Australia. Karena udaranya cenderung kering dan sedikit uap air, suhu bisa turun lebih rendah lagi terutama saat malam.

Sampai Kapan Udara Dingin Ini Bertahan ?

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, bilang kalau kondisi ini diperkirakan berlangsung sampai akhir Agustus 2025. Jadi, siap-siap dingin terus di pagi dan malam hari ya, apalagi di daerah dataran tinggi.

“Daerah pegunungan akan terasa lebih dingin dari dataran rendah. Biasanya, setiap naik 100 meter dari permukaan laut, suhu bisa turun sekitar 0,5 derajat Celsius,” jelasnya.

“Kabut juga mungkin muncul pagi-pagi karena proses pendinginan semalaman.”

BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap cek informasi dari sumber yang valid. Jangan gampang percaya info cuaca yang simpang siur di media sosial. Untuk update akurat soal cuaca, suhu, atau peringatan dini, langsung saja cek kanal resmi BMKG.