Pesona Jalak Bali dan Ancaman Nyatanya

Jalak Bali, Keindahan Langka
Sumber :
  • https://www.fimela.com/lifestyle/read/3760156/taman-burung-jurong-ikut-lestarikan-jalak-bali-amp-jalak-suren

Gumi Bali, VIVA BaliJalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah burung endemik eksotis dari Pulau Bali yang dikenal akan keindahannya. Warna putih mendominasi sekujur tubuhnya, dengan sentuhan hitam di ujung ekor dan sayap. Pada bagian pipi tidak terdapat bulu, berwarna biru cerah, yang berpadu kontras dengan bulu tubuhnya. Burung ini memiliki kaki berwarna keabu-abuan dan mata coklat tua. Ciri khas lainnya adalah jambul yang menonjol di bagian kepala, terutama pada burung jantan.

Mengenal Jiwa Ksatria dalam Gerak Tari Baris Bali

 

Secara umum, jantan dan betina terlihat sangat mirip. Perbedaannya terletak pada ukuran tubuh, di mana burung jantan sedikit lebih besar, dan jambulnya lebih panjang dan tegak. Paruh jalak Bali berbentuk runcing dengan panjang sekitar 2–5 cm, berwarna abu-abu kehitaman dengan ujung kekuningan. Kakinya memiliki empat jari: satu ke belakang dan tiga ke depan.

Udeng Bali, Simbol Kehormatan Lelaki Pulau Dewata

 

Karakter dan Habitat

 

Mengulik Nilai Sosial dan Nilai Magis Tradisi Khas Riau Pacu Jalur

Burung jalak Bali dikenal memiliki karakter riang. Mereka suka berkicau, bergerak lincah, bahkan menari-nari ketika bermain air di kolam kecil. Tak heran jika keindahannya membuat banyak orang jatuh hati saat melihatnya secara langsung. Jalak Bali umumnya ditemukan di semak-semak dan pepohonan di wilayah terbuka, berbatasan langsung dengan kawasan hutan lebat.

 

Di alam liar, burung ini hidup berkelompok, namun jika telah menemukan pasangan, mereka akan hidup berdua secara menetap. Sarangnya dibangun di pepohonan dengan tinggi kurang dari 175 cm dari permukaan tanah. Jalak Bali aktif berbiak pada musim hujan, antara bulan November hingga Mei. Telurnya berbentuk oval berwarna hijau kebiruan, dengan masa pengeraman sekitar 17 hari.

 

Pola Makan dan Perilaku

 

Burung ini memiliki kebiasaan makan satu kali dalam sehari. Makanan utamanya adalah serangga, seperti jangkrik, cacing, serta jenis buah-buahan seperti juwet, sotong, jambu, dan pisang. Selain aktif berkicau, burung ini juga menunjukkan perilaku sosial yang kuat, terutama saat berada dalam koloni kecil.

 

Dengan segala keunikan dan keindahannya, jalak Bali menjadi incaran banyak kolektor burung maupun pemburu liar. Kelangkaannya semakin menambah nilai jualnya di pasar ilegal, meskipun perdagangannya secara langsung dari alam telah dilarang.

 

Ancaman dan Perlindungan

 

Populasi jalak Bali saat ini berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Habitat alaminya terganggu akibat pemukiman dan aktivitas manusia. Burung ini sempat mengalami penurunan jumlah secara drastis, sehingga masuk dalam daftar burung yang terancam punah.

 

Selain gangguan manusia, terdapat beberapa faktor lain yang menjadi hambatan serius bagi kelestarian jalak Bali. Keberadaan predator alami seperti biawak dan ular, terutama di wilayah Nusa Penida, menjadi ancaman langsung terhadap telur dan anakan burung. Faktor alam pun turut membatasi penyebaran, mengingat habitat asli jalak Bali hanya terkonsentrasi di bagian barat Pulau Bali, tepatnya di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Di sisi lain, meskipun sudah berstatus dilindungi, praktik perburuan liar masih terjadi dan menjadi tantangan tersendiri dalam upaya konservasi.

 

Sebagai respons terhadap kondisi ini, pemerintah Indonesia menetapkan jalak Bali sebagai satwa yang dilindungi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian dan peraturan pemerintah, jalak Bali tidak boleh diperdagangkan bebas, kecuali berasal dari hasil penangkaran generasi ketiga.

 

Konservasi dan Pemantauan

 

Upaya pelestarian jalak Bali juga semakin berkembang. Penangkaran burung ini mulai banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali. Beberapa lembaga konservasi maupun penangkar binaan secara aktif membudidayakan jalak Bali demi menyelamatkannya dari kepunahan.

 

Inventarisasi penyebaran jalak Bali telah dilakukan di seluruh Provinsi Bali. Pendataan mencakup wilayah konservasi alami (in-situ) maupun konservasi di luar habitat asli (ex-situ) yang dilakukan oleh berbagai lembaga. Tujuannya adalah mengetahui populasi terkini dan mendukung strategi konservasi jangka panjang.

 

Kombinasi antara perlindungan hukum, penangkaran, dan kesadaran masyarakat menjadi langkah penting untuk memastikan burung ini tetap lestari. Jalak Bali bukan hanya simbol keanekaragaman hayati Bali, tetapi juga warisan alam Indonesia yang harus dijaga bersama.