Kecerdasan Anak dari Gen Ibu atau Sang Ayah? Berikut Kata Peneliti!
- skynesher/istockphoto
Dari hasil eksperimen yang dilakukan secara khusus di laboratorium, peneliti menggunakan hasil rekayasa genetika yang didapat dari tikus. Temuan riset tersebut menyatakan, dosis ekstra gen seorang ibu kepada anaknya, telah mempengaruhi ukuran otak dan kepala anak tikus tersebut menjadi lebih besar, namun ukuran tubuhnya sangat mungil. Sebaliknya, dari gen sang ayah, tikus tersebut mewarisi ukuran badan yang cenderung lebih besar daripada otaknya yang hany berukuran kecil.
Identifikasi lainnya, terutama pada sel-sel yang memiliki fungsi kognitif yang berfungsi mengaktifkan suatu memori dan kebiasaan makan sang tikus, diperoleh lebih banyak dari gen induknya. Untuk sang ayah, sel-sel dari gennya, lebih banyak berfungsi pada sistem limbik atau bagian otak yang berfungsi terhadap seks, makanan, dan agresi.
Mengejutkannya lagi, sel-sel dari ayah pada bagian korteks serebral, atau bagian otak yang mengendalikan fungsi kognitif untuk berpikir secara logis, memahami dan memproses bahasa, hingga membuat perencanaan, tidak ditemukan sama sekali dari uji laboratorium hewan tersebut.
Bagaimana dengan Penelitian Pada Manusia?
Khawatir banyak yang meragukan hasil data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya pada tikus. Maka, peneliti di Glasgow, Britania Raya, mencoba menguji langsung para remaja di rentan waktu usia 14 - 22 tahun. Peneliti mewawancarai sejumlah 12.686 anak remaja di tiap tahun, sejak tahun 1994 dengan mempertimbangkan juga faktor lain seperti ras, status sosial ekonomi yang diwarisi para remaja tersebut. Namun, hasilnya masih sama, peneliti menemukan, faktor terbaik yang mempengaruhi kecerdasan seorang anak, masih dipengaruhi oleh IQ sang ibunya.