Bukan Solusi, Sering Memarahi Anak Justru Berdampak Buruk Pada Psikologisnya!

Anak kecil yang sedang dimarahi orang tuanya
Sumber :
  • https://www.freepik.com Link: https://www.freepik.com/free-photo/young-child-receiving-emotional-abuse-from-parent-home_39427870.htm

Kesehatan, VIVA Bali – Tentu, memarahi anak memang bukan solusi dan seringkali berdampak buruk pada psikologisnya. Berikut adalah informasi dari berbagai sumber terpercaya:

Kupas Tuntas Khasiat Kopi bagi Kesehatan

 

1. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) seringkali mengeluarkan publikasi atau artikel yang menekankan pentingnya pola asuh positif dan menghindari kekerasan, termasuk kekerasan verbal seperti memarahi. Meskipun tidak selalu ada artikel spesifik dengan judul "Bukan Solusi, Sering Memarahi Anak Justru Berdampak Buruk Pada Psikologisnya!", namun prinsip-prinsip ini selalu disuarakan.

Rahasia Hidup Sehat, Ada di Obat Ini! Cek 7 Manfaat Lainnya

1.Pentingnya Komunikasi Positif: KemenPPPA mendorong orang tua untuk membangun komunikasi yang positif dengan anak, di mana kekerasan verbal seperti memarahi tidak termasuk dalam kategori ini. Kekerasan dalam bentuk apapun, termasuk verbal, dapat mengganggu perkembangan psikologis anak.

2.Perlindungan Anak dari Kekerasan: Undang-Undang Perlindungan Anak di Indonesia melindungi anak dari segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan psikis. Memarahi secara berlebihan dapat dikategorikan sebagai kekerasan psikis.

Wajib Tahu! Berikut 5 Kunci Utama Tetap Awet Muda ala Dokter Korea

 

2. Sumber Terkemuka di Bidang Psikologi Anak/ Parenting

Banyak organisasi dan universitas terkemuka di luar negeri telah melakukan penelitian ekstensif mengenai dampak memarahi anak.

1. American Academy of Pediatrics (AAP) AAP seringkali mengeluarkan panduan untuk orang tua tentang pola asuh yang efektif dan sehat. Mereka secara konsisten menekankan bahwa hukuman fisik dan hukuman verbal yang keras dapat merugikan perkembangan anak. Memarahi secara terus-menerus dapat menyebabkan masalah perilaku, kecemasan, dan depresi pada anak.

2. American Psychological Association (APA) APA, sebagai organisasi psikologi terbesar di dunia, juga memiliki banyak sumber daya mengenai dampak berbagai bentuk disiplin pada anak. Penelitian yang didukung oleh APA menunjukkan bahwa memarahi secara berlebihan atau dengan nada yang menghina dapat memiliki efek negatif jangka panjang pada kesehatan mental anak, termasuk harga diri rendah dan masalah emosional.

3. Harvard University - Harvard Health Publishing Harvard Health Publishing seringkali mempublikasikan artikel berdasarkan penelitian ilmiah yang mudah dicerna oleh masyarakat umum. Mereka seringkali membahas dampak stres dan perlakuan negatif pada perkembangan otak dan emosi anak.

 

 

3.  Kesimpulan Umum dari Sumber-Sumber Tersebut:

Semua sumber terkemuka ini sepakat bahwa:

1. Memarahi secara berlebihan atau dengan kata-kata yang menghina dapat merusak harga diri anak. Anak mungkin mulai merasa tidak berharga, tidak dicintai, atau tidak mampu.

2. Dapat meningkatkan kecemasan dan depresi pada anak. Anak yang sering dimarahi mungkin menjadi lebih cemas, mudah takut, atau bahkan depresi.

3. Memicu perilaku agresif atau menarik diri. Beberapa anak mungkin merespons dengan menjadi lebih agresif, sementara yang lain mungkin menjadi lebih pendiam dan menarik diri.

4. Mengganggu perkembangan otak. Stres kronis yang disebabkan oleh memarahi dapat memengaruhi perkembangan otak anak, terutama area yang berkaitan dengan regulasi emosi dan pengambilan keputusan.

5. Merusak hubungan orang tua-anak. Anak mungkin menjadi takut pada orang tuanya, kehilangan kepercayaan, dan enggan untuk berbagi masalah.

6. Tidak mengajarkan pelajaran yang efektif. Memarahi hanya menimbulkan rasa takut, bukan pemahaman tentang mengapa perilaku tertentu salah dan bagaimana memperbaikinya.

 

Penting untuk diingat bahwa mendisiplinkan anak adalah hal yang wajar dan perlu, namun harus dilakukan dengan cara yang positif, konstruktif, dan penuh kasih sayang, bukan dengan kekerasan verbal seperti memarahi secara berlebihan.