Fenomena FOMO

Fomo format vektor
Sumber :
  • https://www.shutterstock.com Link: https://www.shutterstock.com/image-vector/fomo-banner-web-icon-vector-illustration-2529884069

Lifestyle, VIVA Bali – Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) adalah kecemasan atau perasaan takut ketinggalan momen berharga, informasi, atau pengalaman yang sedang dialami orang lain, terutama yang terlihat di media sosial.

Jangan Asal Sikat Gigi dan Kumur! Ini Tips Dokter Agar Gigi Lebih Sehat

 

Apa itu FOMO?

FOMO, atau Fear Of Missing Out, adalah rasa takut akan tertinggal atau tidak mengikuti aktivitas tertentu yang sedang populer atau dialami oleh orang lain. Perasaan ini seringkali dipicu oleh paparan terhadap aktivitas dan pencapaian orang lain di media sosial, sehingga individu merasa tidak puas dengan hidupnya sendiri dan terus membandingkan diri dengan orang lain. Fenomena ini dapat memengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia atau gender.

Agar Tidak Salah Arah, Pahami Warna Biru dan Hijau Pada Petunjuk Jalan Tol

 

Gejala dan Dampak FOMO:

Seseorang yang mengalami FOMO mungkin menunjukkan gejala-gejala seperti:

Cara Memilih Tanaman yang Baik Agar Tetap Mempesona

1. Selalu mengecek gadget dan media sosial, bahkan saat bangun tidur atau sebelum tidur.

2. Lebih peduli pada kehidupan di media sosial daripada kehidupan nyata.

3. Selalu ingin tahu kehidupan atau gosip terbaru orang lain.

4. Mengeluarkan uang melebihi kemampuan untuk mengikuti tren atau membeli barang yang sebenarnya tidak penting.

5. Sulit menolak ajakan, meskipun tidak tertarik, karena takut ketinggalan momen.

 

Jika dibiarkan, FOMO dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik, termasuk:

1. Kecemasan dan stres.

2. Perasaan tidak puas dan rendah diri.

3. Perilaku konsumtif yang tidak terkontrol.

4. Gangguan produktivitas.

5. Gangguan tidur.

6. Depresi dan isolasi sosial.

 

Cara Mengatasi FOMO:

Beberapa tips untuk mengurangi perasaan FOMO:

1. Membatasi Penggunaan Media Sosial dan Gadget: Mengatur waktu penggunaan media sosial dan memilih konten yang positif dapat membantu menjaga keseimbangan mental.

2. Mencari Koneksi Nyata: Menjalin hubungan sosial yang otentik dan kuat di dunia nyata dapat mengurangi perasaan FOMO.

3. Fokus pada Realita dan Bersyukur: Alihkan perhatian pada hal-hal yang membuat bahagia di dunia nyata dan syukuri apa yang dimiliki, daripada membandingkan diri dengan orang lain.

4. Digital Detox: Lakukan jeda dari penggunaan gadget dan media sosial secara berkala, misalnya dengan tidak menggunakan gadget sebelum tidur atau selama satu hari penuh dalam seminggu.

 

Hubungannya dengan Musik:

Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) tidak hanya terbatas pada aktivitas sosial secara umum, tetapi juga dapat memiliki hubungan dengan konsumsi dan pengalaman musik, terutama di era digital dan media sosial. Hubungan ini seringkali muncul dalam konteks:

1. Konser dan Festival Musik: Banyak individu merasa FOMO terhadap konser atau festival musik yang sedang berlangsung atau yang akan datang, terutama jika teman-teman mereka hadir dan membagikan pengalaman di media sosial. Ketakutan akan ketinggalan momen atau penampilan artis favorit dapat mendorong seseorang untuk membeli tiket atau menghadiri acara meskipun di luar kemampuan finansial atau preferensi pribadi.

2. Tren Musik dan Artis: Dengan cepatnya penyebaran informasi di media sosial, ada tekanan untuk selalu up-to-date dengan lagu-lagu terbaru, album yang baru dirilis, atau tren musik yang sedang populer. FOMO bisa muncul dari rasa takut tidak memahami percakapan atau referensi musik yang sedang viral, sehingga mendorong pendengar untuk terus mencari tahu dan mendengarkan.

3. Koleksi Musik atau Merchandise Eksklusif: Bagi penggemar musik, produk eksklusif seperti vinyl edisi terbatas, merchandise artis, atau box set tertentu dapat memicu FOMO. Ada keinginan untuk memiliki barang-barang ini agar tidak merasa tertinggal dari penggemar lain atau kehilangan kesempatan mendapatkan koleksi yang langka.

4. Pengalaman Mendengarkan Musik: Platform streaming musik dan media sosial memungkinkan pengguna untuk berbagi apa yang sedang mereka dengarkan. Hal ini bisa menciptakan FOMO jika seseorang merasa tidak ikut dalam "gelombang" atau pengalaman mendengarkan musik tertentu yang sedang populer di kalangan teman atau komunitasnya.