Magis Daluang dalam Ritual Suci Hindu Bali

Dari kulit tanaman, untuk ilmu dan keabadian
Sumber :
  • Ridwan Zamroni/ VIVA Bali

Nyekah: Bunga dan Selendang dari Daluang

Ruwatan Rambut Gimbal, Warisan Budaya Dieng yang Sarat Filosofi dari Leluhur

Setelah ngaben, keluarga melanjutkan dengan ritual nyekah. Di sini, daluang dibentuk menjadi padma walantaga (bunga delapan arah) dan selendang sekah. Keduanya melambangkan kehadiran kembali roh leluhur di dunia, sebelum dilepaskan menuju kesempurnaan. Dalam prosesi ini, daluang menjadi tanda cinta dan penghormatan terakhir keluarga kepada arwah.

Daluang sebagai Simbol Kehidupan dan Kosmos

Bali mengenal filsafat Taru Pramana, yakni pandangan bahwa tumbuhan memiliki makna kosmologis. Pohon saeh, penghasil daluang, dipandang sebagai simbol kesucian, regenerasi, dan keseimbangan alam. Kulit kayunya yang dapat tumbuh kembali setelah dikupas, menjadi perwujudan siklus hidup–mati–lahir kembali, yang juga tercermin dalam filosofi Hindu Bali tentang perjalanan atma.

Menjaga Warisan, Menghidupkan Roh Tradisi

Rumput Laut Lembongan, Tradisi yang Terus Mengakar di Tengah Tantangan Zaman

Di tengah derasnya modernisasi, keberadaan daluang semakin penting. Ia bukan sekadar benda pusaka, melainkan identitas spiritual yang menyatukan manusia Bali dengan leluhur dan semesta. Pada akhirnya, sebagaimana disarankan dari jurnal sumber, sangat perlu untuk mendorong adanya revitalisasi produksi daluang yang melibatkan pengrajin, sulinggih, komunitas budaya, dan dukungan pemerintah agar tradisi ini tidak punah.