Dari Sanggah ke Galeri, Transformasi Seni Ukir Sakral Bali Menjadi Karya Seni Kontemporer
- https://warriorsdivine.com/cdn/shop/articles/spiritual-significance-of-balinese-wood-carvings-mindfulness-2_1024x1024.jpg?v=1718698635
Titik Balik Masuknya Pengaruh Kontemporer
Seiring globalisasi dan berkembangnya pariwisata, ekspektasi pasar menggeser sebagian fungsi sakral ukir kayu. Pada dekade terakhir, muncul kesadaran di kalangan kurator dan seniman lokal untuk meredefinisi ukir Bali dalam konteks seni kontemporer. Pameran “Transformasi Seni Tiga Dimensional Bali” yang digagas oleh Made Kaek menampilkan karya kolaborasi antara pematung konvensional dan seniman lukis yang mengeksperimen dengan medium tiga dimensi. Ini menandai upaya menyambung tradisi ritus dengan bahasa visual modern, tanpa mengabaikan makna sakral yang melekat.
Galeri dan Museum, Ruang Baru Ekspresi
Beberapa institusi baik negeri maupun swasta telah mengakomodasi perkembangan ini. Puri Lukisan Museum di Ubud, sebagai museum seni tradisional tertua, kini memamerkan koleksi ukir kayu dari era pra-kemerdekaan hingga pasca-kemerdekaan, sekaligus ruang pamer rotasi untuk karya kontemporer. Begitu pula Museum Neka yang merancang galeri dengan nuansa kompaun Bali tradisional, membuka dialog antara mahakarya leluhur dan inovasi mutakhir.
Teknik dan Material, dari Jati hingga Resin
Tradisionalnya, kayu jati dan pule menjadi pilihan utama karena kekerasan dan kemampuannya menahan detail halus. Dalam karya kontemporer, muncul eksperimen material resin, fiberglass, hingga campuran media digital yang mempermudah skala produksi dan menjawab kebutuhan estetika urban tanpa kehilangan sentuhan tangan (hand‑carved finish).