Karya Agung, Upacara Sakral Pemersatu Umat Hindu di Bali

Upacara Karya Agung kembali digelar Setelah Bertahun Tahun
Sumber :
  • https://www.istockphoto.com/id/foto/masyarakat-bali-saat-upacara-adat-gm1158069337-316213084

Gumi Bali, VIVA BaliUpacara Karya Agung adalah salah satu bentuk persembahan besar dalam tradisi keagamaan Hindu Bali, yang dilaksanakan di Pura Desa sebagai bagian dari penghormatan kepada Tuhan dan leluhur.

Tradisi Waisak di Bali Harmoni Budaya dalam Perayaan Suci

Selain sebagai wujud rasa syukur, upacara ini berfungsi memperkuat nilai spiritual masyarakat serta menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.

Tidak seperti upacara rutin lainnya, Karya Agung digelar dalam skala besar dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat adat. Tujuan utamanya adalah penyucian jagat (alam dan lingkungan sekitar) sekaligus pemulihan energi spiritual pura. Upacara ini menjadi ruang penyatuan antara nilai keagamaan, sosial, dan budaya dalam masyarakat Bali.

Dari Subak ke Tri Hita Karana Filosofi Bali yang Diakui UNESCO

Salah satu penyelenggaraan Karya Agung yang mencolok adalah di Pura Desa lan Puseh Desa Adat Denpasar, yang sempat tidak digelar selama lebih dari 150 tahun. Persiapannya melibatkan lebih dari 100 banjar adat dan dilakukan secara swadaya dengan dana miliaran rupiah.

Tahapan Prosesi yang Terstruktur

Karya Agung terdiri dari beberapa tahap penting, seperti:

Pengertian Konsep dan 3 Jenis Hukum Karmaphala dalam Agama Hindu

1. Matur Piuning sebagai langkah awal untuk memohon restu spiritual

2. Ngodak Ida Sesuhunan, proses mengundang kekuatan suci hadir dalam upacara

3. Melaspas untuk penyucian tempat ibadah dan pelinggih

4. Mecaru yang dilakukan untuk menyeimbangkan unsur alam dan menghilangkan gangguan negatif

5. Nyengker, masa khusus selama 26 hari di mana kegiatan spiritual dibatasi

6. Ditutup dengan Nyegara Gunung, simbol perjalanan spiritual dari laut ke gunung

Nilai Luhur Dan Kekuatan Tradisi

Melalui Karya Agung, masyarakat diajak merefleksikan kembali pentingnya menjaga keseimbangan hidup, memperkuat hubungan spiritual, serta melestarikan nilai budaya Bali yang diwariskan secara turun-temurun.

Filosofi Tri Hita Karana sangat kental dalam upacara ini, yang mengajarkan keharmonisan antara manusia, Tuhan, dan alam.