Mengenal Tari Klasik Putra Warisan Budaya

Bukan sekadar tarian, ini adalah bahasa jiwa dan identitas Balioto
Sumber :
  • pexels/I gede anggara upadana

Gumi Bali, VIVA Bali – Kesenian bali terbentuk dan berkembang seiring dengan kemajuan budaya. Masyarakat bali yang di dominan beragama hindu, nyaris tidak terpisahkan dari upacara keagamaan. Dalam melaksanakan upacara keagamaan, kerap kali menampilkan berbagai jenis kesenian dengan perannya masing-masing. Begitu juga dengan seni tari Bali. Dalam kehidupan masyarakat, tari Bali dikenal dengan tiga fungsinya, yaitu :

Menggali Filosofi Hidup, Kearifan Budaya yang Mengakar di Tanah Lombok

1. Sebagai tari wali ialah tarian upacara yang bekeradaannya mempunya kontribusi yang sangat penting dalam sebuah upacara. Tarian wali ini di peragakan di kawasan setral atau kawasan suci (utama mandala) dari rumah ibadah masyarakat Hindu yang dinamakan Pura.

2. Sebagai tari bebali ialah tari yang memiliki peran sebagai pengiring upacara, tarian bebali diperagakan di kawasan kedua dari Pura yang disebu madya mandala.

Gasing Bali, Warisan Mainan Tradisional yang Terus Berputar

3. Sebagai tari balih-balihan, peran yang ketiga ini memposisikan tari bali sebagai pertunjukan. Tarian balih-balihan ditampilan di kawasan terluar Pura yang disebut kanista mandala.

Pada kegunaaan sebagai balih-balihan (tontonan), inilah memperikan peluang yang luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tari Bali. Warga bali lazimnya dan seniman bali secara khusus mempunyai sikap keterbukaan dengan pihak luar, terlebih lagi Bali menjadi bagian dari destinasi pariwisata internasional. Kedatangan para turis local maupun asing dan berkomunikasi yang terjadi diantara berbagai kebudayaan yang telah mengubah menjadikan tari Bali sebagai salah satu representasi yang memberkan pesona tersendiri bagi para turis. Sejak jaman kolonial, tari Bali sudah menjadi idola terutama bagi bangsa eropa saat itu.

Kenali Sistem Banjar yang Mengatur Kehidupan Sosial Masyarakat Bali

Gerakan yang energy mempu membuat kagum para penonton, gerakan yang selaras dengan suara gamelan menjadi ciri khas pada tari Bali. Tidak lupa dengan gerakan mata yang lincah dan jemari para penari yang lentik membuat para pecinta kesenian dari berbagai belahan dunia berminat dating untuk mempelajarinya, meneliti dan tidak sedikit bagi para pendatang untuk menetap di Bali.

 

Tari Bali dilihat dari ciri khasnya dapat dikategorikan dalam tiga jenis yaitu : karakter putra, karakter putri dan bebancihan. Perbedaan karakter ini tampak jelas pada sikap tubuh dari penari itu sendiri. Tarian dengan karakter putra memiliki ruang gerak yang lebih terbuka dan tegas. Tarian dengan karakter putri lebih tertutup dan sikap tubuh lebih melengkung, sedangkan karakter bebancihan memiliki sikap berada diantara kedua karakter di atas. Jika dilihat dari wataknya dapat dibagi dua yaitu keras dan manis.

 

Tari Bali juga memiliki beberapa istilah yang penting untuk dipahami, antara lain:

1. Agem yaitu sikap pokok yang tidak dapat dirubah dari satu gerakan ke gerak lain.

2. Tandang yaitu gaya berjalan sesuai karakter tarinya.

3. Tangkis yaitu cara melakukan transisi dari gerakan satu ke gerakan lain.

4. Tangkep yaitu mimik wajah atau ekpresi penghayatan karakter tari.

5. Abah yaitu ketepatan bentuk posisi badan dalam membawakan gerak tari.

Selain hal tersebut, untuk dapat menari atau mengamati tari dengan apresiasi yang baik perlu juga mengetahui tentang:

1. Wiraga yaitu kemampuan fisik seseorang dalam melakukan gerak tari sesuai dengan karakter tarinya (faktor ketubuhan).

2. Wirama yaitu kemampuan seseorang dalam memahami musik iringan tari sehingga menjadi selaras dengan gerak tariannya.

3. Wirasa yaitu kemampuan mengungkapkan perasaan (ekspresi) untuk memberikan roh pada tiap gerak yang dilakukan sesuai dengan karakter tarinya. Pada tari Bali ungkapan ekspresi juga diungkapkan melalui perubahan mimik muka yang sangat jelas.

 Jika seorang penari dapat melakukan ketiga hal tersebut dengan baik, maka tidak mustahil tariannya akan memiliki taksu yaitu suatu kekuatan irasional yang mampu memberikan daya pukau bagi yang menyaksikan.