6 Suku Adat di Indonesia yang Masih Hidup Tanpa Teknologi Modern

Suku Baduy yang masih menjaga kearifan lokal
Sumber :
  • https://www.kemenpar.go.id/kebijakan/mendalami-kearifan-lokal-suku-baduy-di-desa-kanekes

Budaya, VIVA Bali – Di tengah gempuran modernisasi dan teknologi yang menyentuh hampir semua lapisan kehidupan, ternyata masih ada komunitas adat Indonesia yang memilih hidup sederhana. Mereka hidup selaras dengan alam tanpa listrik, gadget, atau fasilitas teknologi lainnya. Suku-suku ini mempertahankan nilai budaya, adat istiadat, dan cara hidup leluhur mereka meskipun zaman terus berubah.

Menjaga Tawa di Tanah Simalungun

Sikap mereka bukan tanpa alasan. Selain untuk menjaga kearifan lokal, banyak di antara mereka yang meyakini bahwa teknologi bisa mengganggu keseimbangan hidup dan alam. Siapa saja mereka? Berikut ini 6 suku adat tradisional yang masih hidup tanpa modernisasi di Indonesia.

1. Suku Baduy Dalam di Banten

Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok, yakni Baduy Luar dan Baduy Dalam. Baduy Dalam adalah kelompok yang paling ketat menjaga nilai tradisi. Mereka tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, dan hidup sepenuhnya tanpa listrik, kendaraan bermotor, hingga barang-barang elektronik.

Paduan Mekaret Tradisional Bali, Tri Hita Karana, dan Kebugaran Anak

Mereka percaya bahwa penggunaan teknologi akan mencemari kesucian hidup. Masyarakat Baduy Dalam juga menjalani kehidupan yang sangat bersahaja, bergantung sepenuhnya pada alam dan hidup dalam komunitas yang sangat tertutup.

2. Suku Kajang Ammatoa di Sulawesi Selatan

Terletak di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Suku Kajang, khususnya komunitas Kajang Dalam, menolak penggunaan teknologi modern dan memilih hidup dengan cara leluhur. Mereka menggunakan pakaian serba hitam dan masih berjalan kaki untuk beraktivitas.

Halaman Selanjutnya
img_title
Tari Cilinaya, Tarian Bali yang Memancarkan Keceriaan dan Keanggunan