Awig-Awig Wanagiri Jaga Hutan Desa Bali
- https://dynamic-media-cdn.tripadvisor.com/media/photo-o/2f/fb/c3/fc/caption.jpg?w=1000&h=-1&s=1
Gumi Bali, VIVA Bali – Desa Adat Wanagiri Buleleng menerapkan awig-awig untuk melindungi hutan desa seluas 250 hektare. Aturan adat ini melarang merusak hutan dengan sanksi Rp500 ribu.
Desa Adat Wanagiri di Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng menerapkan sistem awig-awig untuk melestarikan hutan desa. Tradisi hukum adat Bali ini menjadi solusi inovatif menghadapi tantangan konservasi lingkungan di era modern.
Larangan Tegas dalam Awig-Awig
Awig-awig yang diterapkan mencakup larangan tegas bagi siapa saja yang memasuki kawasan hutan desa. Aturan ini melarang merusak hutan menebang pohon sembarangan menangkap satwa di area hutan dan membuang sampah plastik di kawasan hutan.
Larangan lain termasuk membawa minuman beralkohol ke dalam hutan. Sanksi yang diberlakukan cukup tegas berupa denda uang tunai sebesar Rp500 ribu yang dibayar di tempat. Dana ini nantinya dikelola untuk kemajuan Desa Adat Wanagiri.
Dukungan Warga Desa Adat
Dikutip dari laman Jejaring Desa Wisata Kemenparekraf, Desa Wanagiri memiliki luas wilayah 1575 hektare dengan luas hutan desa 250 hektare. Desa ini berada pada ketinggian 900 hingga 1300 meter di atas permukaan laut dengan populasi 4204 jiwa.
Keberadaan awig-awig mendapat dukungan penuh dari krama atau warga desa adat. Sistem ini diterapkan untuk melindungi keberadaan hutan desa yang menjadi aset penting bagi masyarakat setempat.
Keanekaragaman Hayati Untuk Penelitian Akademik
Dikutip dari jurnal penelitian Universitas Pendidikan Ganesha, komposisi spesies tumbuhan berguna di kawasan Taman Gumi Banten termasuk kedalam 34 familia yang didominasi oleh pisang. Penelitian eksploratif deskriptif ini melibatkan parameter ekosistem dan sosiosistem masyarakat Wanagiri.
Hasil eksplorasi di kawasan Taman Gumi Banten di Desa Wanagiri menunjukkan semua tumbuhan upacara dimanfaatkan sebagai sarana prasarana upacara. Penelitian menggunakan metode kuadrat pada 86 titik sampling dengan ukuran berbeda untuk semai tumbuhan bawah pancang tiang dan pohon.
Konservasi spesies tumbuhan dilakukan dengan cara menerapkan kearifan lokal aspek agama mitos dan awig-awig desa setempat. Penelitian di Hutan Taman Gumi Banten Wanagiri mengidentifikasi 34 familia tumbuhan berguna yang didominasi oleh pisang.
Awig-Awig Menunjang Ekonomi
Air Terjun Banyu Wana Amertha
- https://visitnorthbali.bulelengkab.go.id/uploads/informasi/_air-terjun-banyuwana-amertha_20240221_104926.webp
Selain aspek konservasi awig-awig juga mendukung pengembangan sektor pariwisata dan pertanian berkelanjutan. Hutan desa yang terjaga menjadi daya tarik wisata alam dengan berbagai air terjun dan jalur trekking.
Desa Wanagiri mengelola beberapa air terjun populer termasuk Banyumala yang juga dikenal sebagai Wanagiri Twin Waterfall Pucak Manik dan Banyu Wana Amertha. Pengelolaan berbasis kearifan lokal ini menunjukkan penerapan tradisi dalam menghadapi tantangan modern.
Implementasi awig-awig di Wanagiri dapat dijadikan rujukan bagi desa-desa lain di Bali untuk menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan pelestarian lingkungan. Tradisi kuno ini menunjukkan relevansinya dalam menjawab isu lingkungan kontemporer.
Perhatian Internasional
Pengelolaan hutan desa berbasis awig-awig juga menarik perhatian internasional. Puluhan delegasi ASEAN-China-UNDP mengunjungi Hutan Desa Wanagiri pada Mei 2025 untuk mempelajari implementasi Sustainable Development Goals di tingkat desa.
Kunjungan tersebut merupakan bagian agenda resmi Kementerian Desa dalam memberikan pengalaman langsung penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan inklusif dan ramah lingkungan. Dikutip dari laman resmi Desa Wanagiri kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia ASEAN Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok dan United Nations Development Programme (UNDP).