Menyusuri Jejak Hindu Kuno yang Masih Terjaga di Bali
- https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSSUWYAgsnAxoMNr4kEX6KMwjosrKQ31rbghxNpdqxihZ12aDSSWAjXKZA-&s=10
Gumi Bali, VIVA Bali – Bali bukan cuma soal pantai dan sunset. Kalau ditelusuri lebih dalam, pulau ini ternyata menyimpan jejak panjang peradaban Hindu kuno yang masih hidup dan terasa sampai sekarang. Warisan sejarah ini bukan hanya jadi daya tarik wisata, tapi juga menunjukkan bagaimana budaya dan spiritualitas tetap dijaga kuat oleh masyarakat Bali dari zaman ke zaman.
Prasasti Blanjong di Sanur
Salah satu peninggalan tertua yang bisa ditelusuri adalah Prasasti Blanjong. Prasasti ini dikeluarkan oleh Raja Sri Kesari Warmadewa pada tahun 914 M dan menjadi bukti awal pengaruh Hindu di Bali. Uniknya, tulisan dalam prasasti ini memakai dua bahasa (Sanskerta dan Bali Kuno) dan dua aksara (Pranagari dan Bali Kuno). Letaknya di Sanur, dan hingga kini masih bisa dikunjungi. Prasasti ini dianggap sebagai penanda awal berdirinya kerajaan Bali Kuna.
Pura Goa Gajah dan Sinkretisme Hindu-Buddha
Goa Gajah yang terletak di Bedulu, Gianyar, juga menyimpan cerita menarik. Situs ini berasal dari abad ke-11 dan menunjukkan campuran ajaran Hindu dan Buddha. Di dalam gua terdapat arca Ganesha, simbol khas Hindu, sementara di luar gua bisa ditemukan relief stupa dan arca Buddha. Tempat ini menggambarkan harmoni dua keyakinan besar yang pernah hidup berdampingan di Bali.
Kawasan Pejeng–Bedulu sebagai Pusat Kerajaan Kuno
Kawasan Pejeng dan Bedulu dulunya merupakan pusat kerajaan Bali Kuna. Banyak ditemukan tinggalan arkeologis seperti pura kuno dan candi yang memperlihatkan corak Hindu yang kuat. Bahkan, di area ini juga ditemukan benda-benda kuno seperti Nekara Pejeng (kendang perunggu terbesar di Asia Tenggara), yang erat kaitannya dengan ritual-ritual keagamaan zaman dulu.
