Pesona Desa Adat Sade, Permata Budaya Suku Sasak di Lombok
- https://www.instagram.com/p/DOVXw8vCftL/?igsh=MTJxOHJmbHA3ODljaw==
Wisata, VIVA Bali –Desa Adat Sade di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang wajib dikunjungi saat berlibur ke Pulau Lombok. Sejak 1975, desa ini menarik perhatian wisatawan karena keaslian adat Suku Sasak yang masih terjaga. Peresmian Bandara Internasional Lombok Praya pada 2011 semakin mempermudah akses, membuat jumlah kunjungan terus meningkat setiap tahun.
Keunikan Desa Sade terletak pada arsitektur rumah adat, tradisi kawin culik, hingga beragam kesenian yang sarat nilai sejarah. Kawasan ini bukan sekadar objek wisata, melainkan ruang hidup yang memadukan kearifan lokal dan keramahan warganya.
Desa Sade berada di Jalan Raya Praya Kuta, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Jaraknya sekitar 43 kilometer dari Kota Mataram atau hanya 15 menit dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Desa ini juga berdekatan dengan kawasan wisata Mandalika yang menjadi lokasi Pertamina Mandalika International Street Circuit. Perjalanan ke Sade memakan waktu sekitar satu jam dari Mataram menggunakan kendaraan roda empat.
Kawasan seluas tiga hektare ini telah ada sejak lebih dari 1.500 tahun lalu. Begitu memasuki area desa, pengunjung akan disambut atap rumah adat yang terbuat dari anyaman bambu dan pelepah daun rumbai. Rumah utama, yang disebut Bale Tani, digunakan untuk tempat tinggal, sedangkan Bale Lumbung difungsikan sebagai penyimpanan hasil panen. Nuansa tradisional terasa kental, menghadirkan suasana Lombok masa lampau.
Masyarakat Sade masih mempraktikkan kebiasaan unik melumuri lantai rumah dengan kotoran sapi. Ritual ini dipercaya menjaga kesucian rumah dan membuat lantai lebih hangat. Namun, praktik tersebut tidak diterapkan di tempat ibadah seperti masjid desa.
Sade dikenal dengan tradisi kawin culik, di mana seorang pemuda harus membawa lari calon istrinya sebelum pernikahan. Gadis di desa ini juga diwajibkan menguasai keterampilan menenun sebelum diperbolehkan menikah. Kain tenun buatan perempuan Sade menjadi salah satu suvenir favorit wisatawan karena keindahan motifnya yang khas.
Selain itu, atraksi peresean pertarungan simbolis menggunakan rotan dan tameng kulit kerbau sering digelar untuk menyambut wisatawan. Tarian ini dahulu dilakukan sebagai doa meminta hujan dan tidak bertujuan melukai lawan.
Aturan Wisata Desa Sade
Wisatawan yang datang diimbau mematuhi aturan lokal. Pakaian sopan menjadi syarat utama; pengunjung yang mengenakan celana pendek biasanya akan dipinjamkan kain tenun untuk menutupi lutut. Suasana desa harus dijaga dengan tidak berteriak atau melakukan tindakan yang mengganggu kenyamanan.
Terdapat satu rumah khusus yang tidak boleh dimasuki, yaitu tempat penyimpanan pusaka Suku Sasak. Rumah lainnya dapat dikunjungi, memberi kesempatan melihat lebih dekat kehidupan masyarakat Sade.
Desa Adat Sade menyajikan pengalaman wisata yang memadukan keindahan alam, kekayaan budaya, dan sejarah panjang Suku Sasak. Keaslian adat yang masih terjaga menjadikan desa ini tempat ideal untuk memahami identitas asli Lombok. Kunjungan ke Sade bukan hanya tentang menikmati panorama, tetapi juga menghargai warisan budaya yang telah lestari selama berabad-abad.