Cegah Anak Kecanduan HP, Perpustakaan di Buleleng Ini Beri Harapan Baru

Anak-anak membaca buku di Perpustakaan Widya Utama Sila Sakti.
Sumber :
  • Dok. Humas Pemkab Buleleng/ VIVA Bali

Buleleng, VIVA Banyuwangi – Sebuah gebrakan literasi tumbuh dari Desa Kayu Putih, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Perpustakaan Widya Utama Sila Sakti, yang baru beroperasi awal 2025, bukan hanya sekadar tempat membaca, melainkan telah menjelma menjadi pusat pembelajaran dan inovasi yang inspiratif. 

Akui Perbuatannya, Dosen UIN Mataram Terlibat dalam Kasus Pelecehan Tujuh Mahasiswi

Kehadirannya bak cahaya baru literasi yang amat penting bagi generasi muda di Buleleng. Buktinya, perpustakaan ini langsung menyabet gelar juara lomba perpustakaan desa tingkat kabupaten yang diselenggarakan Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Buleleng.

Ni Putu Eka Mely Astari, pengelola perpustakaan, menjelaskan bahwa Widya Utama Sila Sakti kini memiliki lebih dari 1.000 koleksi buku, mulai dari buku pelajaran, sejarah, hingga cerita anak-anak. 

Rekonstruksi 65 Adegan Bongkar Kasus Pelecehan Dosen UIN

"Kami membuka akses membaca dan peminjaman buku bagi warga dengan syarat menjadi anggota. Buku dapat dibawa pulang selama satu minggu," ujarnya pada Kamis, 22 Mei 2025. 

Astari menekankan pentingnya perpustakaan desa sebagai alternatif sumber belajar yang lebih mendalam dibanding sekadar gawai. 

Polres Tabanan Berhasil Ungkap Jaringan Narkoba dan Kasus Pencurian Traktor, 12 Orang Diamankan

"Kami ingin anak-anak lebih banyak membaca buku daripada bermain HP. Ini demi masa depan mereka yang lebih berkualitas," pungkasnya.

Prestasi ini mendapat apresiasi tinggi dari Sekretaris Desa Kayu Putih, Gede Untung Suarnaya. Ia menyampaikan bahwa perpustakaan ini adalah wujud nyata inovasi desa dalam menumbuhkan budaya literasi. 

"Pembangunannya dilakukan dua tahap, dimulai tahun 2023 dan selesai pada 2024. Kini, perpustakaan ini menjadi pusat pembelajaran yang mudah dijangkau masyarakat," jelas Suarnaya.

Perpustakaan Widya Utama Sila Sakti buka setiap hari kerja, pukul 08.00–14.00 WITA. Keberadaannya bukan hanya simbol kemajuan, tetapi juga komitmen nyata desa untuk membangun masa depan yang lebih cerah melalui literasi. 

"Kami ingin budaya membaca tumbuh sejak dini. Semakin banyak anak yang terbiasa membaca, semakin besar harapan kita membentuk generasi yang kritis, cerdas, dan bermanfaat," tutup Suarnaya, mengajak seluruh warga desa untuk memanfaatkan fasilitas edukasi yang menyenangkan ini.