Keswan Gandeng Banjar Adat Cegah Rabies, Kasus Positif Rabies Pada Hewan Mulai Menurun
- dok Keswan Jembrana / VIVA Bali
Jembrana, VIVA Bali –Kasus gigitan positif rabies di Jembrana masih tergolong tinggi. Dalam periode Januari hingga pertengahan September tercatat terjadi 96 kasus. Guna menekan angka kasus rabies, Bidang Keswan dan Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan gandeng banjar adat dan optimalkan vaksinasi gratis.
Dari 96 kasus gigitan positif rabies selama Januari hingga pertengahan September 2025, yang terbanyak terjadi pada bulan Juli yakni 21 kasus. Sisanya merata hampir di setiap bulan ditemukan kasus gigitan positif Hewan Penular Rabies(HPR) dengan jumlah bervariasi.
Berbagai langkah menekan angka kasus positif rabies dilakukan bidang kesehatan hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (keswan dan Kesmavet), Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana. Langkah pencegahan dilakukan yakni dengan mengoptimalkan sosialisasi kepada masyarakat dengan melibatkan desa adat.
Langkah ini dinilai lebih mengena serta bisa menekan biaya ditengah efisiensi anggaran. Dengan sosialisasi ini diharapkan masyarakat Jembrana lebih memahami penyakit rabies dan bahaya yang ditimbulkan serta cara pencegahannya.
“Sosialisasi rabies pada saat ada peparuman di masing-masing anjar adat, di mana hal ini tidak memerlukan biaya namun tujuan kita untuk mensosialisasikan rabies bisa mengena,”jelas Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet, I Gusti Ngurah Putu Sugiarta, secara eklusif pada Bali.viva.co.id.
Selain melakukan sosialisasi ke berbagai banjar adat saat ada paruman (rapat adat) upaya lain yang dilakukan yakni mengoptimalkan vaksinasi selain vaksinasi masal yang telah terjadwal di setiap desa, vaksinasi juga dilakukan dengan menyasar pasar tradisonal yang ada di Jembrana.
“Kita kerjasama antara dinas yakni dengan BPBD, Pol PP dan Bendesa adat untuk melaksanakan kegiatan Vaksinasi dan penegakan peraturan daerah. Vaksinasi gratis kita lakukan dengan menyasar 10 pasar yang ada di Jembrana serta pelayanan vaksinasi gratis saat car free day,”beber Sugiarta, Sabtu 27 September 2025.
Vaksinasi Gratis Menyasar Pasar di Jembrana
- dok Keswan Jembrana / VIVA Bali
Dengan berbagai langkah tersebut termasuk menggandeng pihak ketiga untuk melakukan sterlisasi gratis, dinilai mampu menekan angka kasus gigitan rabies di kabupaten Jembrana.
“Saat bulan Juli kasusnya cukup tinggi yakni 21 kasus gigitan positif rabies, dua bulan trakhir mulai menurun yakni Agustus terdapat 7 kasus dan di bulan ini hingga 15 September terdapat 4 kasus, kami sangat berharap dengan berbagai langkah yang kami lakukan kasus rabies di Jembrana dapat ditekan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, kasus HPR positf rabies bulanan selama tahun 2025 di Kabupaten Jembrana sebagai berikut, bulan Januari ditemukan 4 kasus, bulan Pebruaru meningkat menjadi 7 kasus, pada bulan Maret terjadi lonjakan yang cukup tinggi yakni mencapai 19 kasus, 3 bulan selanjutnya kembali mengalami penurunan yakni April 13 kasus, Mei 10 kasus dan Juli 11 kasus.
Lonjakan kasus gigitan positif rabies kembali meningkat drastic hampir dua kali lipat dari bulan sebelumnya yakni pada bulan Juli 2025 dengan 21 kasus. Peningkatan tersebut membuat Dinas Pertanian dan Pangan melalui bidang Keswan dan Kesmavet melakukan upaya pencegahan.
Sedangkan sebaran kasus terbanyak berdasarkan wilayah kecamatan yakni Kecamatan Mendoyo menyumbang terbanyak yakni 49 kasus, kedua Kecamatan Jembrana tercatat 18 kasus, sedangkan Kecamatan Melaya dan Kecamatan Negara masing-masing 10 kasus dan Kecamatan Pekutatan 9 kasus.
“Berkaca dari data tersebut, kita mengajak semua pihak untuk bersama-sama berupaya mencegah penyebaran rabies, salah satunya dengan melakukan vaksinasi rabies hewan peliharaan terutama HPR secara rutin. Kepada masyarakat jika terjadi kasus gigitan segera laporkan guna mendapatkan penanganan yang cepat,” tutup Sugiarta.