Satu Tahun Instalasi Hati di Three Mountains KEK Kura Kura Bali, Simbol Harapan dan Persatuan
- Maha Liarosh
Denpasar, VIVA Bali – Yayasan Upaya Indonesia Damai atau lebih dikenal sebagai United In Diversity (UID) bersama dengan Scholas Occurrentes menggelar perayaan HUT ke-I Instalasi Hati di Three Mountains, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali pada Kamis, 4 September 2025.
Perayaan yang bertepatan dengan Hari Literasi Nasional itu diikuti oleh ratusan anak-anak termasuk anak disabilitas atau berkebutuhan khusus di Kota Denpasar. HUT pertama instalasi Hati mengusunh tema Satu tahun Hati, Kisah Abadi sebagai simbol dan harapan.
Direktur UID Bali Campus dan Direktur Eksekutif Tsinghua Southeast Asia Center Nimas Mega Purnama Sari mengatakan, Instalasi Hati merupakan dari misi UID yang diciptakan sebagai ruang sakral, untuk mendengarkan dengan sepenuh hati.
"Instalasi ini mewujudkan harapan dan impian bersama dari beragam latar belakang, termasuk barang pribadi yang disumbangkan oleh mendiang Paus Fransiskus, yang meresmikan instalasi ini selama kunjungan bersejarahnya ke Indonesia," kata Mega kepada Bali.viva.co.id di Three Mountains KEK Kura Kura Bali, Kamis, 4 September 2025.
Menurutnya, karya seni instalasi Hati itu sudah satu tahun berdiri di dalam Three Mountains, Kura Kura Bali, Denpasar. Hati Installation berawal dari proyek Hati Indonesia yang diinisiasi oleh Scholas Occurrentes, sebuah organisasi pendidikan internasional yang didirikan oleh Paus Fransiskus.
Proyek ini melibatkan lebih dari 1.500 partisipan dari berbagai daerah di Indonesia, yang bersama-sama menyumbangkan karya seni membentuk polihedron hati berisi 187 karya unik.
"Seni instalasi hati ini dibuat oleh anak-anak berkebutuhan khusus dan anak dari keluarga yang kurang sejahtera, karya seni ini juga dibuat di Jakarta dan Lapas Kerobokan," jelasnya.
Dalam perayaan satu tahun legacy mendiang Paus Fransiskus itu, anak-anak kembali dipertemukan dalam ruang kreatif yang saling menguatkan satu sama lain.
Menurut Mega, instalasi ini mewujudkan harapan dan impian bersama dari beragam latar belakang. Termasuk, barang pribadi yang disumbangkan oleh Paus Fransiskus, yang meresmikan instalasi ini selama kunjungan bersejarahnya ke Indonesia.
"United in Diversity (UID) meyakini solusi yang langgeng untuk tantangan global dimulai dengan tindakan sederhana namun mendalam yaitu saling mendengarkan," kata Mega.
Ada sekitar 75 anak yang terlibat dalam kegiatan itu. Mereka berasal dari warga Serangan, Denpasar dan anak berkebutuhan khusus.
Presiden Scholas Occurrente Jose Maria del Coral mengatakan, dengan mengintegrasikan berbagai materi dan suara yang beragam, Hati menjadi bukti kekuatan koneksi antarmanusia dan tanggung jawab kolektif untuk menjaga lingkungan.
"Bukan hanya ia (Paus Fransiskus-red) yang merasa emosional, masuk dan melihat kalian serta apa yang telah kalian lakukan, tetapi dia juga meninggalkan mimpinya di sana,” kata Jose.
Menurutnya, instalasi Hati telah menjadi simbol kasih, keberagaman, dan refleksi kolektif. Bukan sekadar karya seni, tetapi juga ruang hidup yang menyatukan seni, literasi dan spiritualitas.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Dinas Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswati mengatakan, Pemerintah Kota Denpasar telah melakukan kerjasama untuk pengembangan legacy Instalasi Hati di Three Mountains KEK Kura Kura Bali.
"Dengan ini kita menyuarakan inklusi, bagaimana masyarakat bisa berbagi dengan hati," kata Ayu Laxmy.
Perayaan HUT ke-1 Instalasi Hati juga diisi dengan kegiatan lokakarya yang dirancang untuk mendorong refleksi bersama dan menginspirasi aksi kolektif. Anak-anak berpartisipasi dalam sesi kreatif, termasuk membuat boneka kaus kaki untuk menumbuhkan kreativitas lokal.
“Mari bergerak, melangkah, melihat, dan mendengarkan bersama untuk kehidupan yang lebih baik. Kita disatukan oleh hati untuk jutaan cerita cinta dan kasih sayang,” ucapnya.