DPR Dorong Kurikulum AI dan Koding Masuk Pesantren Cegah Kesenjangan Digital
- https://unsplash.com/photos/a-couple-of-men-sitting-on-top-of-a-bench-56oH4XytXko
Jakarta, VIVA Bali –Anggota Komisi X DPR RI, Andi Muawiyah Ramly, mendesak pemerintah untuk memasukkan kurikulum kecerdasan buatan (AI) dan koding ke dalam sistem pendidikan pesantren. Langkah ini dinilai penting untuk mencegah kesenjangan kompetensi digital di antara anak bangsa di masa mendatang.
Dilansir dari Antara News, politisi asal Sulawesi Selatan ini menekankan bahwa pemerintah tidak boleh mengabaikan lembaga pendidikan berbasis Islam tersebut dalam transformasi digital pendidikan. Menurutnya, jika kurikulum teknologi hanya diterapkan di sekolah umum, akan terjadi ketimpangan kompetensi yang merugikan santri.
Pesantren Berpotensi Jadi Pusat Teknologi Islami
Andi menilai pesantren memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi pusat pengembangan teknologi yang dilandasi nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal. Hal ini sejalan dengan visi pendidikan yang tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga karakter dan spiritualitas.
"Pemerintah jangan sampai abai terhadap lembaga pendidikan pesantren. Jika kurikulum AI dan koding hanya diberikan di sekolah umum, maka akan terjadi ketimpangan kompetensi digital di masa depan," tegas Andi saat memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Rabu lalu.
Dalam pandangannya, pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis keislaman harus dilibatkan secara aktif dalam transformasi pendidikan digital yang sedang berlangsung.